Nama: Al Natasya Fania
NIM Â : 202110230311568 Â Â Â Â Â Â Â Â
Tumbuh sebagai anak yang percaya diri dan hebat adalah sebuah keistimewaan.Â
Anak sebagai penerus generasi bangsa ini haruslah kuat dan mampu menghadapi rintangan dan tantangan di masa depan. Semua tantangan dapat dilalui dengan keyakinan besar dan dilewati dengan mengembangkan sikap positif dalam kondisi apapun. Sikap percaya diri sendiri berarti anak mengetahui kapasitas dirinya dan mampu mengontrol tindakannya tanpa khawatir karena mereka percaya akan kemampuan yang dimilikinya. Namun, tidak semua anak di dunia ini sama.Â
Fakta nya masih banyak anak yang sering merasa tidak percaya diri yang saat ini sering kali disebut dengan ungkapan "insecure". Rasa ini timbul dalam pribadi anak yang merasa dirinya tidak cukup sehingga mereka sering membandingkan diri dengan siapapun yang mereka anggap sempurna.Â
Pada anak yang sering merasa "insecure" mereka kerap membawa energi negatif bersama dirinya. Di masa ini kepercayaan diri adalah aspek penting yang wajib dimiliki seorang individu sejak dini. Agar mencapai sebuah keberhasilan dalam menghadapi masa depan, anak harus dibantu dan di bimbing oleh lingkungan sekitar termasuk orang tua dan guru. Orang tua adalah pijakan pertama anak sehingga kepercayaan diri pada anak dapat dibentuk pertama kali oleh pola asuh orang tua.
"Pola asuh adalah cara yang digunakan dalam usaha membantu anak untuk tumbuh dan berkembang dengan merawat, membimbing dan mendidik, agar anak mencapai kemandirian nya" (Kamus Bahasa Indonesia, 2000).Â
Orang tua yang bijak mampu memilih dan mengkondisikan didikannya terhadap anak, sehingga tidak bersifat memaksa anak. Adapun orang tua yang memaksakan pola asuh nya kepada anak sering kali menghasilkan anak yang tertutup, kurang percaya diri, serta berakibat anak mengalami depresi.Â
Orang tua sering kali melakukan apa yang menurut mereka benar dan harus dilakukan, dan juga sering menurunkan budaya asuhan yang diajarkan orang tua mereka tanpa memikirkan kenyamanan anak. Kebiasaan membandingkan anak dengan orang lain ataupun dengan saudara kandungnya sendiri juga dianggap sepele.Â
Padahal dampaknya besar sekali terhadap perkembangan psikologi dan karakteristik anak kelak. Seperti zaman sekarang, banyak anak yang mengalami "insecure" akibat dari kesalahan yang dilakukan orang tua mereka, akibatnya mereka sering merasa tidak cukup dengan dirinya, membandingkan diri dengan orang yang mereka anggap sempurna, merasa cemas setiap saat. Hal ini dapat menjadi masalah besar apabila dibiarkan begitu saja. Anak yang gampang "insecure" akan tertinggal dari teman-temannya dalam segi kemandirian, keberhasilan dan bahayanya dapat menuju kegagalan.
Pentingnya peran Orang tua dan juga lingkungan sekitar sangat diperlukan. Beragam pola asuh telah di terapkan di masyarakat kita. Sebagai pembimbing pertama anak, hendaknya orang tua mulai menyadari dan mempelajari skill-skill parenting yang banyak tersedia di internet dan buku serta cobalah terbuka dengan budaya anak pada saat ini.Â
Pada anak yang telah mengalami penurunan kepercayaan diri orang tua dapat mengembalikannya dengan cara mulailah memberikan pujian, mengakui pendapatnya, dan memberikan kesempatan kepadanya.Â