Sejarah KebijakanÂ
Kebijakan untuk pendidikan anak usia dini dan perawatan anak bermula dari perkembangan kebutuhan sosial, ekonomi dan pedagogis yang berbeda-beda dari berbagai negara yang mana hal ini berbeda menyesuaikan keadaan negara itu sendiri. Awal mula adanya kebijakan untuk pendidikan anak usia dini muncul pada abad ke-19. Friedrich Frobel merupakan pendiri taman kanak-kanak pertama di Jerman pada tahun 1837. Â Tujuan awal dari terciptanya program ini yakni memberikan anak-anak lingkungan yang aman dan terstruktur, serta membantu anak didik mempersiapkan diri untuk memasuki pendidikan lebih tinggi.
Banyak perempuan yang hanya berdiam diri karena tuntutan kondisi negara terutama saat perang dunia II. Namun pasca perang dunia II telah usai banyak negara yang mulai memperhatikan terkait pendidikan anak usia dini dan akhirnya mulai mengembangkan kebijakan PAUD. Melalui kebijakan tersebut memiliki tujuan yang membantu dan mendukung perempuan untuk kembali terjun bekerja. Kebutuhan ekonomi dan peningkatan tenaga kerja adalah salah satu alasan agar setiap orang dapat turun untuk bekerja. Beberapa negara Eropa seperti Swedia dan Finlandia merupakan negara yang menjadi pelopor dalam integrasi pendidikan anak usai dini sebagai bagian dari bentuk sistem kesejahteraan sosial.
Pada tahun 1990-an dan awal tahun 200-an, organisasi internasional seperti OECD, UNESCO dan Bank Dunia mulai menyuarakan dan mendorong tentang pentingnya pendidikan anak usia dini sebagai bentuk strategi pembangunan global. Salah satu Konferensi Jomtien pada tahun 1990 yang mengusung tema "Pendidikan untuk Semua" memberikan informasi bahwa perlunya investasi dalam pendidikan anak usia dini untuk memastikan akses bagi siapa pun yang setara dan juga inklusif.
Dalam beberapa dekade terakhir, kebijakan pendidikan anak usia dini ini berbasis bukti yang adanya data dari program seperti PISA dan juga beberapa survei lainnya yang memaparkan bahwa adanya hubungan antara partisipasi pendidikan anak usia dini dengan hasil jangka panjang untuk ke depannya. Di era sekarang, pendidikan anak usia dini sudah banyak mengalami inovasi dan penggunaan teknologi untuk membantu memperluas akses, meningkatkan kualitas belajar mengajar dan dapat mengukur dampaknya terhadap perkembangan anak. Oleh karenanya pendidikan anak usia dini tidak hanya menjadi prioritas nasional namun merupakan agenda global yang penting untuk mendukung pengembangan manusia, kesetaraan gender dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Analisis Kebijakan OECD
Pada kebijakan yang dikeluarkan oleh OECD tahun 2019 yakni tentang kepedulian terhadap pendidikan anak usia dini yang mana kebijakan tersebut bertujuan untuk menciptakan sistem pembelajaran PAUD yang adil dan berkualitas. PAUD ada untuk semua anak tanpa memandang latar belakang ekonomi orang tua dan memiliki kemudahan untuk mengakses program pendidikan yang berkualitas. Kebijakan OECD untuk menjembatani antara anak-anak yang harus sudah mendapatkan pendidikan dengan program pendidikan yang telah diselenggarakan dengan penguatan bahwa anak-anak dapat merasakan layanan PAUD gratis mulai dari usia anak 3 tahun ke atas. Hal ini juga bertujuan untuk mendukung tingkat partisipasi di banyak negara terutama pendidikan untuk anak-anak yang rentang usia masih di bawah 3 tahun.
Banyak negara yang telah mulai meningkatkan layanan PAUD yang berkualitas, namun masih terbatas bagi anak-anak yang berlatar belakang ekonomi rendah. Akses layanan PAUD yang berkualitas rata-rata hanya dinikmati bagi anak-anak yang berasal dari keluarga yang berpenghasilan tinggi. Kualitas PAUD menjadi hal yang penting untuk diperhatikan mengingat PAUD ada untuk mendukung perkembangan anak secara maksimal. Diharapakan dengan adanya program PAUD Â yang mana memiliki lingkungannya mendukung dan aman untuk membantu mengatasi efek negatif dari kemiskinan. Pada hakikatnya PAUD diselenggarakan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.
Menyoroti indikator global Suistainable Development Goals (SDG) 4.2 yakni untuk memastikan bahwa semua anak memiliki akses terhadap layanan PAUD yang berkualitas guna mempersiapkan anak-anak ini menuju pendidikan dasar. Indikator keberhasilan mencakup tentang kebutuhan anak usia lima tahun yang dapat berkembang dengan baik dalam aspek kesehatan, pembelajaran dan kesejateraan. Kebijakan OECD terhadap PAUD bahwa sebenarnya pendidikan anak usia dini ini harus menjadi prioritas investasi pemerintah dimana pemerintah dapat mengalokasikan anggaran khusus untuk mempeluas layanan PAUD yang berkualitas dan dapat mempelajari manfaat dari adanya PAUD melalui berbagai penelitian yang ada untuk memperoleh manfaat ekonomi jangka panjang seperti peningkatakn produktivitas dan mobilitas sosial.
Studi internasional yang komperhensif seperti Internasional Early Learning dan Child Well-being study dapat menjadi acuan bagi suatu negara untuk menciptakan pembelajaran dan praktik terbaik bagi layanan PAUD serta dapat memperkuat kebijakan PAUD. Penelitian tersebut membantu mengukur berbagai pembelajaran yang dibutuhkan anak seperti literasi, numerasi, empati dan pengaturan diri. Oleh karenanya layanan PAUD perlu diselenggarakan di setiap negara untuk mendukung perkembangan anak secara menyeluruh yang mencakup aspek perkembangan anak seperti kognitif, sosial dan emosional. Â
Peluang Kebijakan OECD