Mohon tunggu...
Al ZidaneFathurr
Al ZidaneFathurr Mohon Tunggu... Freelancer - Artikel Writer - Illustrator - Reader

PENULIS ARTIKEL-NOVEL DAN ROMAN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cemburu Pada Januari

1 Januari 2025   13:23 Diperbarui: 1 Januari 2025   14:55 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto tulisan "January" (Photo by Jess Bailey Designs: https://www.pexels.com/photo/january-scrabble-1764429/ )

31 Desember 2024. Bagi pemuda nanggung seperti saya ini, menongkrong hingga larut malam sering dirasa wajar untuk sekedar melepas penat. Apalagi setelah melakukan rutinitas gym, berbincang di tempat tongkrongan menjadi salah satu alternatif ampuh untuk mengusir rasa bosan menunggu pakaian kering dari sisa-sisa keringat.

             Malam ini, saya merasakan suasana yang tidak biasa. Jika di malam-malam sebelumnya hanya senda gurau kamilah yang tersisa. Kini, heningnya malam di pecah oleh suara jutaan manusia. Bahkan, keadaan semakin bising dikala suara terompet menyusul saling bersautan satu sama lain. Belum lagi suara ledakan kembang api. Lengkap sudah keramaian suasana malam pergantian tahun ini. 

             Dengan meninggikan suara beberapa oktaf, percakapan pun tetap kami lanjutkan. Mulai dari konsiparasi hingga berbagai macam teori. Tak luput dibahas pada sesi ini. Masing-masing saling berbagi pandangan dan kadang berbantah satu sama lain.

            Pukul 24.00. Sorak ria orang-orang menyambut pergantian tahun baru semakin terdengar mengganggu. Suara terompet dan ledakan kembang api kian menjadi-jadi. Merasa percakapan mulai kurang kondusif, saya izin pamit untuk bergegas pulang. Sayang, padahal bercakap-cakap dengan mereka selalu menyenangkan.

            Ternyata, keadaan tidak kalah buruknya di ruangan berukuran 4x6 ini. Bisingnya suara di luar, mampu memaksa Ke 5 panca indra saya untuk menjalankan fungsinya sedikit lebih lama lagi. Padahal, waktu sudah menunjukan pukul 01.00 Dini hari. Dibawah lamunan, sambil melihat lagit-langit ruangan, terbesit suatu hal di fikiran saya.

            "Kenapa kedatanganmu di sambut banyak orang hai Januari?".

            "Apa bedanya dirimu dengan bulan-bulan lainnya? Kedatangan mereka selalu dianggap biasa saja oleh kebanyakan manusia. Apa istimewanya dirimu? Jika pergantian tahun menjadi hal yang kau banggakan, bukan kah ada "Pergantian-pergantian" lain juga yang terjadi di bulan-bulan lainnya. Seperti pergantian tahun hijriyah atau perayaan imlek misalnya. Tapi mengapa hanya segelintir orang saja yang menyambutnya dengan penuh suka cita?".

            "Dan, apa kabar Desember? Tidak cemburukah dia?"

            "Disaat-saat terakhir ia pergi, tidak seorangpun merasa kehilangan. Justru mereka seolah kegirangan karena hendak menyambut kedatanganmu. Sungguh Desember yang malang."

            "Bahkan, bagi manusia, kedatangan mereka di muka bumi ini pun tidak lebih dari kedatangan biasa. Ketika mereka terlahir, hanya segelintir orang saja yang menyambutnya. Tidak sampai disitu. Beberapa manusia justru tidak diharapkan kedatangannya di muka bumi ini---Bayi hasil hubungan gelap misalnya. Butuh keluarga dengan status sosial yang tinggi untuk sekedar menarik suka cita banyak orang atas kelahiran nya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun