Banyak yang bilang kalau GERD tidak bisa disembuhkan. Sekali terkena GERD, maka seumur hidup kamu akan berdampingan dengan GERD. Benarkah demikian?
Saya ingin berbagi pengalaman mengenai GERD dalam artikel ini.
Pengalaman pertama kali didiagnosa GERD
Pertama kali saya didiagnosa menderita GERD adalah pada tahun 2015. Saat itu usia saya baru 21 tahun. Sebelumnya saya memang sudah terkena maag akibat pola makan yang tidak teratur serta terlalu banyak pikiran.
Seusai makan siang, saya tiba-tiba merasa sensasi terbakar di tenggorokan dan dada, ada rasa sakit dan sulit untuk menelan yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Setiap makanan dan minuman yang masuk, bahkan untuk menelan ludah saja rasanya membuat saluran pencernaan saya kesakitan, mulai dari tenggorakan sampai ke perut/ulu hati.
Saya sudah mencoba minum obat antasida, namun tidak kunjung membaik hingga singkat cerita saya dilarikan ke rumah sakit karena muntah-muntah, rasa sakit yang tidak kunjung mereda, serta merasa kesulitan bernafas. Dokter lalu memberikan tindakan dengan memasang selang oksigen agar saya dapat bernafas dengan lebih baik. Saat proses perawatan di rumah sakit, selama 1 minggu penuh saya tidak dapat tidur dengan posisi berbaring. Ranjang rumah sakit harus selalu diposisikan dalam posisi tegak (saya harus terus duduk) karena jika tidak saya akan kembali merasa kesakitan dan susah bernafas.
Pengalaman itu benar-benar tidak ingin terulang. Sejak saat itu, saya bertekad agar bisa sembuh, tidak mau lagi rasanya merasakan sakit yang demikian.
Hal-hal yang saya lakukan untuk sembuh dari GERD
1. Tidak tidur/tiduran/berbaring minimal 2 jam setelah makan
Seusai makan saya selalu menunggu minimal 2 jam untuk dapat tidur ataupun hanya sekedar berbaring. Jika memang merasa sangat lelah dan ingin berbaring, sebaiknya diganti dengan duduk bersandar.
2. Tidak boleh telat makan