Mohon tunggu...
al-mujaddid sahidin
al-mujaddid sahidin Mohon Tunggu... -

never ending to stop learning

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rahasia Peningkatan Kecerdasan

20 September 2010   14:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:06 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya membuat tulisan ini semata-mata berawal dari ide guru matematika saya ketika saya duduk di bangku sekolah tingkat SMA. Beliau adalah guru yang unik dan cerdas. Beliau adalah guru yang selalu menekankan kepada para muridnya, khususnya menjelang Ujian Akhir Negara (UAN) untuk belajar bersama. Akan tetapi, bukan sembarang belajar bersama, namun belajar kepada sesama teman secara personal yang cakap dan mumpuni untuk kita jadikan sebagai teman belajar. Teman untuk kita jadikan guru kedua. Teman yang kita jadikan tempat untuk berdiskusi, mencari jalan keluar suatu masalah.

Guru saya tersebut sering menyebutnya sebagai metode belajar ala “Tutor Sebaya”

Setelah saya coba ternyata hasilnya cukup signifikan dalam nilai yang saya raih. Cukup memberikan pemahaman yang mumpuni terhadap persoalan yang dibahas, baik dalam bidang pelajaran sekolah, maupun dalam bidang kehidupan.

Kompasioner yang saya hormati, apa sebenarnya yang dimaksud dengan yang namanya metode belajar ala Tutor Sebaya. Apa rahasia kekuatan yang tersembunyi di dalamnya. Di artikel sederhana inilah akan saya coba angkat kepermukaan.

Kompasioner. Adapun ide dasar dari belajar kepada sesama teman atau yang disebut Tutor Sebaya adalah suatu metode atau gaya belajar yang menempatkan masing-masing pembelajar sebagai Subyek. Bukan Subyek dan Obyek yang sering kita dengar dan alami dalam suatu proses pembelajaran. Akan tetapi, sebuah metode belajar yang memberikan ruang bebas untuk menempatkan diri sebagai pendidik. Pendidik yang mempunyai kewajiban untuk memberi peluang kepada “siswanya” untuk berpikir sendiri mengenai banyak hal melalui proses pencariannya sendiri. So. sederhanya adalah kita dituntut untuk menjadi seorang guru dalam diri pribadinya masing-masing.

Apa kekuatan dari belajar dari metode ini. Kekuatannya adalah manakala kita belajar dengan seorang teman, maka kita akan saling memperjelas dalam banyak hal dan juga akan saling menambahkan. Kita belajar dari pasangan kita dan mengajarinya pada saat yang sama. Teman yang memberikan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Atau dalam bahasa biologinya adalah Simbiosis Mutualisme. Maka, ketika kita mengajari orang lain, ketika kita mendidik, ketika tanggung jawab berbagi pengetahuan dengan orang lain ada di pundak kita, maka dengan sendirinya kita akan peduli dan termotivasi untuk memahami materi yang kita “bawakan” sebaik dan sepaham yang kita mampu.

Selain itu, manakala kita belajar secara biasa dengan guru kemudian materi yang diajarkannya bisa saja hanya ditangkap oleh segelintir orang, maka belajar ala Tutor Sebaya berbeda. Dengan gaya belajar seperti ini “pembelajar” akan dituntut hasilnya untuk sama rata, mumpuni secara kolektif, sesama teman belajar. Bahkan bisa jauh lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan teman-teman yang lain.

Berbicara mengenai metode belajar ala “Tutor Sebaya”, sebenarnya kita sedang memperbincangkan makna dari hakikat pendidikan. Bagaimana bisa. Penjelasannya bisa kita telusuri dari makna dari kata EDUCATION. Kata Education sebenarnya berasal dari bahasa latin “EDUCARE” yang artinya “menarik keluar”. Walhasil, para pendidik semestinya memiliki pertanyaan untuk membangkitkan hasrat siswanya untuk berpikir, menyelediki, menghasilkan gagasan serta membuat kemungkinan-kemungkinan mereka sendiri. Dengan pemahaman atau cara seperti ini maka siswa akan menemukan kesimpulan sendiri. Ketika sadar bahwa gagasan dan kemungkinan ini merupakan buah pemikirannya sendiri, bukan pemikiran gurunya, maka hal itu akan lebih membekas di benak mereka masing-masing. Dan dengan belajar secara Tutor Sebaya maka setiap Subyek akan menjadi pendidik netral bagi pasangannya, dan setiap orang benar-benar akan berhasil memunculkan pemikiran dan gagasan terbaik dari pasangannya. Semoga terinspirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun