Mohon tunggu...
Imamuddin
Imamuddin Mohon Tunggu...

Mahasiswa UIN Malang Jurusan Bahasa Arab

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Rahasia di Balik Kata Insya'a Allah dan Semoga

21 November 2018   08:04 Diperbarui: 21 November 2018   09:26 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Rahasia Dibalik Kata In Syaa'a Allah dan Semoga

Saya memulai uraian ini dengan menjelaskan bentuk tulisan kata "In syaa'a Allah." Kata ini berasal dari Bahasa Arab yang kemudian menjadi bahasa baku Bahasa Indonesia. Di dalam Bahasa Arab, kata "In syaa'a Allah" terdiri atas tiga kata, yaitu . Paling tidak, ada tiga model tulisan ungkapan ini, jika ditulis di dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, yaitu In syaa'a Allah, In shaa'a Allah, dan Insya Allah.

Penggunaan ketiga bentuk itu dapat dibedakan sebagai berikut. Ungkapan "In syaa'a Allah" ditulis seperti ini mengikuti ejaan di dalam Bahasa Indonesia. Sebab, huruf (syiin) di dalam Bahasa Arab ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan "sy" (s dan y) sehingga kata itu ditulis dengan "sy". Kata ditulis dengan "syaa'a." Ungkapan yang ditulis dengan bentuk "shaa'a" biasanya dalam bentuk Bahasa Inggris. Huruf "" ditulis dengan "sh" dalam Bahasa Inggris. Ini berarti bahwa penulisan huruf dengan bentuk "sy" atau "sh" dapat dipilh salah satu di antara dua. Saya lebih condong menggunakan bentuk tulisan yang pertama. Bentuk tulisan itulah yang digunakan di dalam Bahasa Indonesia.

Penggunaan model penulisan "Insya Allah" adalah penggunaan yang sudah dibakukan di dalam Bahasa Indonesia. Ada proses tertentu yang dilakukan di dalam Bahasa Indonesia, sehingga kata asing, baik dari Bahasa Arab maupun bahasa lainnya, dapat digunakan secara baku. Bahasa baku adalah Bahasa yang sudah disepakati oleh pengguna Bahasa Indonesia. Bagaimana cara menentukan suatu kata yang sudah baku? Kalau Anda sudah menemukan suatu kata di dalam Bahasa Indonesia, maka kata itu dapat dipastikan sudah menjadi Bahasa baku dalam Bahasa Indonesia.

Ketiga model itu dapat digunakan. Hanya saja kedua model yang pertama "In syaa'a Allah" dan "In shaa'a Allah" harus ditranslitersi (harus ditulis sesuai dengan tulisan asli di dalam bahasa aslinya) karena keduanya belum menjadi bahasa baku di dalam Bahasa Indonesia. Di dalam kaidah kebahasaan, suatu kata yang belum menjadi kata baku di dalam Bahasa Indonesia harus ditulis dengan digaris di bawahnya, seperti "In syaa'a (sy'a) Allah" atau dicetak miring, seperti "In syaa'a (sy'a) Allah." Sedangkan bentuk ketiga, yaitu "Insya Allah" tidak perlu ditransliterasi lagi karena kata itu sudah ditetapkan menjadi bahasa baku di dalam Bahasa Indonesia.

Mari kita tentukan sikap itu dalam memilih ungkapan itu. Saya lebih condong memilih ungkapan "Insya Allah" (dalam Bahasa Indonesia) karena ini ungkapan yang baku atau menggunakan "In syaa'a (sy'a) Allah." Kalau Anda, memilih yang mana. Silahkan pilih. Sebab, makna ketiga ungkapan itu tetap sama, yaitu "Jika Allah menghendaki."Hanya saja perlu diingat bahwa kalau Anda menulis kedua kata yang pertama di dalam Bahasa Arab, harus betul-betul dibedakan. Kalau Anda menulisnya dengan bentuk "In syaa'a (sy'a) Allah," maka artinya adalah "Jika Allah menghendaki." Jika Anda menulisnya dengan bentuk "Insyaa'a (insy'a) Allah," maka artinya adalah "Ciptaan Allah."

Sekarang mari kita lihat uraian pokok kita, yaitu bedakah makna ungkapan "Moga-moga (semoga)" dan "Insya Allah." Jelas, makna berbeda. Mari kita lihat terlebih dahulu arti kata "moga-moga" dan kata "semoga" di dalam Bahasa Indonesia. Kata "moga-moga" berarti "mudah-mudahan, hendaknya." Kata "semoga" artinya sama dengan kata "moga-moga." Dengan demikian, Anda boleh memilih menggunakan salah satu di antara keduanya. "Moga-moga bapakku selalu sehat." Atau "Semoga bapakku selalu sehat." "Moga-moga (semoga) adek saya sehat selalu." Atau "Semoga (moga-moga) tunanganku yang jauh di sana selalu sehat wal afiat."

Ungkapan"moga-moga" atau "semoga" digunakan untuk menunjukkan harapan atau doa untuk suatu keadaan yang akan datang. Kalau Anda mengatakan "Semoga Ibuku selalu sehat," maka artinya adalah "Saya berharap Ibuku selalu sehat." Juga berarti "Saya berdoa semoga Ibuku selalu sehat." Di dalam Bahasa Arab ada dua harapan yang dapat diungkapan, yaitu harapan yang mungkin terjadi dan harapan yang tidak mungkin terjadi. Harapan yang mungkin terjadi disebut "al-raja', " seperti dalam ungkapan "Saya berharap, Ayahku yang tinggal jauh di sana selalu sehat." Harapan ini mungkin terjadi, mungkin juga tidak. Harapan yang tidak mungkin terjadi disebut "al-tamanniy," seperti dalam ungkapan seseorang yang sudah tua, "Saya berharap, masa mudaku akan kembali suatu saat nanti." Atau ungkapan seorang pacar yang sangat merindukan pacarnya, "Saya berharap, pacarku yang jauh di sana dapat terbang ke sini untuk menemuiku sekarang."

Adapaun kata "In syaa'a (sy'a) Allah" digunakan untuk menunjukkan harapn untuk melakukan sesuatu pada masa yang akan datang. Ungkapan dapat mengandung sesuatu yang pasti terjadi atau sesuatu yang tidak dapat diyakini sepenuhnya terjadi. Mislanya Anda mengatakan: "In sy'a Allah saya akan hadir dalam rapat besok." Ungkapan ini menunjukkan bahwa dia pasti hadir. Dia tidak mau mengatakan "pasti hadir" karena boleh jadi besok dia mendapat halangan sehingga diab tidak bisa hadir. Inilah penggunaan yang benar dari ungkapan itu. Penggunakan ungkapan ini juga untuk menunjukkan sesuatu yang tidak diyakini akan terjadi. Seperti dalam ungkapan, "Doamu, In sya'a Allah makbul." Akan tetapi, ungkapan "In sy'a Allah" juga digunakan tidak secara proporsional oleh sebahagian orang. Dia menggunakan "In sy'a Allah" hanya untuk menghibur orang lain, padahal sebenarnya dia tidak akan hadir. Ini hanya ungkapan basa-basi belaka.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa kata "moga-moga (semoga)" digunakan untuk harapan sesuatu yang akan terjadi. Harapan akan terjadinya lebih kuat daripada tidak terjadi. Ungkapan ini mengandung doa. Adapaun kata In sy'a Allah sebenarnya digunakan untuk sesuatu yang pasti terjadi atau dilakukan di masa datang, kecuali kalau ada halangan yang menghalanginya. Ungkapan ini tidak mengandung doa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun