Menatap Malam yang Sunyi Senyap
Tubuhku Kaku Tak Berdaya
Ku hanya bisa Terdiam Bisu Tanpa Patah Kata
Yang Kucari hanya Kesadaran Hidup
Kuhadapkan Wajahku kepada Mentari Pagi
Yang Muncul dengan Aura yang Cemerlang
Namun, Mentari Tak Kunjung Bersahabat
Dalam Kehampaan yang Telah Terlewat
Aku Tercabik dalam Jiwa yang Galau
Aku Terlena dalam Raga yang Gundah
Aku Terpana dalam Nafsu yang Menganga
Aku Tersontak dalam Badan yang Gagah
Namun, Apa itu semua
Hal yang Nihil Tanpa Arah
Sesuatu yang Tak Terurus Tanpa Pengarah
Dalam Kedamaian Hidup yang Sengsara
Subhanallah,………
Telah Terlewat Olehku
Cahaya Kerinduan yang Terbang dengan Sayap Kehampaan
Sinar yang Cemerlang dengan Tunggangan Pengharapan
Tujuan yang Mulya dengan Kendaraan Kesuksesan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H