Mohon tunggu...
Anggara Adhari
Anggara Adhari Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

https://www.facebook.com/anggara.adhari.31

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pribadi yang Selalu Diremehkan?! No More!

7 September 2012   10:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:48 2612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Banyak orang yang dipuja karena kesuksesannya, dielu-elukan kehadirannya, disanjung-sanjung namanya. Orang dengan segudang prestasi membanggakan dan juga seabreg kesuksesan dengan mudah memberikan pengaruhnya kepada orang lain. Dengan sedikit membawa kisah masa lalunya hingga menuju kepada kesuksesannya, orang-orang berbondong-bondong mendengarkannya dan sontak ramai bersama-sama berteriak "wow". Lantas bagaimana dengan sebaliknya dengan 0rang-orang yang belum pernah "mencicipi" kesuksesan dan berbagai bonus kebahagiaan yang menyertainya seperti yang disebutkan di atas. Dengan kondisi mereka yang selalu diremehkan akankah mereka berhasil mengenyam kesuksesan-kesuksesan yang telah diraih oleh orang lain terlebih dahulu.

Apabila kita cermati dengan seksama bahwasanya sebagian besar dari kita fokus terhadap "buah"  yang telah masak dan manis dibandingkan fokus terhadap bagaimana pohon itu tumbuh sehingga menghasilkan buah yang berkualitas. Pribadi-pribadi sukses yang dielu-elukan oleh banyak orang sejatinya adalah pribadi-pribadi yang telah berulang-ulang kali gagal dan melakukan perbaikan sebelum orang lain melakukan apa yang mereka lakukan. Jadi, kesuksesan yang mereka dapatkan tidak sekonyong-konyong jatuh dari langit atau bawaan orok. Mungkin bisa jadi penderitaan, lelah, peluh, dan pengorbanan yang mereka keluarkan hingga mencapai posisi saat ini sudah tidak usah dipertanyakan banyaknya.

Pola pikir generasi muda yang serba instant yang menjadikan mereka sangat terburu-buru ingin mengenggam kesuksesan tanpa harus berepot-repot ria dalam berproses. Pola pikir serba instant inilah yang menjadikan semangat juang melempem. Padahal just for your information hukum yang berlaku di dunia ini entah itu disebut sunatullah atau hukum kekekalan energi atau apa sajalah menyatakan bahwa "seberapa yang kau berikan maka sebesar itulah yang akan kau dapatkan". Apakah konsep ini lantas membawa kita ke pola pikir pragmatism? Tentu saja tidak, yang ingin ditekankan adalah kita harus banyak berbuat jika mau banyak apa yang kita dapat. Intinya berbuat, berbuat, dan berbuat.

Namun, kadang kala ada beberapa pribadi yang telah lama terjebak dalam kubangan lumpur menjijikkan peremehan-peremehan yang dilakukan oleh orang lain terhadap dirinya sehingga menjadikannya down dan tidak mempunyai percaya diri. Sebenarnya tidak baik bagi kita jika menyalahkan orang lain karena ini hidup kita maka kita sendiri yang harus bagaimana pintar-pintar me-manage-nya.

Bertubi-tubi peremehan yang dilakukan orang lain kepada kita seharusnya bisa menjadi modal kesuksesan kita. Peremehan orang lain yang dilakukan orang lain menandakan adanya kekurangan dari kualitas diri kita. Kita seyogyanya sangat bersyukur karena dengan suka rela orang lain menjadi quality control terhadap pribadi kita secara gratis. Kita misalkan saja orang yang meremehkan kita itu sedang melempar batu bata ke arah kita. Sekarang yang menjadi persoalan adalah bagaimana sikap kita menyikapinya. Apakah kita hanya diam saja terkena lemparan itu kemudian terluka, berdarah, terjatuh, dan terkapar tanpa bangkit lagi. Ataukah kita belajar bagaimana teknik menangkap batu bata itu dan menjadikan batu bata itu menjadi bahan untuk dirinya membangun istana yang megah.

Terus bagaimana sikap yang terbaik jika kita diremehkan orang lain? Sikap yang terbaik adalah dengarkan sebaik-baiknya dan dengan seksama peremehannya, diam tanpa membalas, dan berbuatlah untuk membuktikan semua peremehan orang tersebut salah. Jadikan diri anda sebagai sebuah bom waktu kesuksesan yang mana suatu saat meledak dengan dahsyatnya sehingga suara kesuksesan anda membahana dan terdengar ke seluruh penjuru dunia.

Kuncinya ada pada diri anda sendiri, jika anda sendiri telah meremehkan kemampuan diri anda maka apakah mungkin orang lain harus menghargai anda? So, hargailah diri anda karena anda begitu berharga. :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun