Sanggau – Sanjan Emberas, di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, tengah mengalami musim panen durian dengan hasil yang melimpah. Tak hanya dinikmati sebagai buah segar, durian yang melimpah ini juga diolah menjadi tempoyak, makanan khas yang memiliki cita rasa unik dan tradisional.
Durian Berlimpah, Tidak Terbuang
Musim panen durian di Sanjan Emberas selalu menghadirkan stok buah durian dalam jumlah besar. Banyaknya buah yang dihasilkan membuat masyarakat mencari cara agar durian yang tidak terjual tidak terbuang sia-sia. Salah satu cara yang dilakukan adalah mengolah durian menjadi tempoyak, yaitu durian fermentasi yang bisa disimpan dalam waktu lebih lama.
Proses Tradisional Pembuatan Tempoyak
Proses pembuatan tempoyak di Sanjan Emberas masih dilakukan dengan cara tradisional. Durian matang yang telah diambil dagingnya dicampur dengan garam, lalu difermentasi dalam wadah tertutup selama beberapa hari. Proses ini menghasilkan rasa asam yang khas, sekaligus menjaga daya tahan tempoyak untuk dikonsumsi di masa mendatang.
Tempoyak biasanya digunakan sebagai bahan utama untuk memasak berbagai hidangan, seperti sambal tempoyak atau masakan ikan berbumbu tempoyak. Makanan ini menjadi salah satu favorit masyarakat lokal karena perpaduan rasa asam, gurih, dan aroma khas durian.
“Dengan adanya tempoyak, durian yang tidak terjual bisa tetap dimanfaatkan. Kami juga mulai menjualnya ke kota dan mendapatkan penghasilan tambahan,” ujar Rian, seorang warga Sanjan Emberas yang memproduksi tempoyak.
Kuliner Tradisional yang Kaya Rasa
Tempoyak dari Sanjan Emberas telah menjadi bagian penting dari budaya kuliner lokal. Hidangan yang berbahan dasar tempoyak, seperti ikan masak tempoyak, sering disajikan dalam acara keluarga atau tradisi masyarakat. Dengan cita rasa yang khas, tempoyak tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga simbol kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI