Pemilu 2024 telah usai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan rekapitulasi hasil suara pemilu 2024. Hal ini tersampaikan dalam keputusan KPU no 360 tahun 2024 tentang penetapan hasil pemilu presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dalam pemilu 2024.Â
Dari 18 partai politik peserta pemilu 2024, hanya 8 partai yang lolos ke DPR RI berdasarkan suara terbanyak. Hal ini dikarenakan syarat lolos parlemen berdasarkan Undang-Undang NO 7 tahun 2017 pasal 414 ayat 1 yang berbunyi"Partai Politik Peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling sedikit 4% (empat persen) dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR".
8 partai yang lolos ke parlemen berdasarkan suara terbanyak adalah PDIP, GOLKAR, GERINDRA, PKB, NASDEM, PKS, DEMOKRAT, dan PAN. Dari 8 total partai politik yang lolos parlemen 5 diantaranya adalah partai politik nasionalis, bahkan 5 besar suara terbanyak 4 diantaranya adalah partai nasionalis, mengapa demikian? apakah hal tersebut dikarenakan rakyat Indonesia tidak agamis?Â
penyebab partai politik nasionalis lebih digemari daripada partai politik islam bukan karena masyarakatnya yang kurang agamis saja. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:Â
Pertama, hal ini juga disebabkan karena masyarakat menganggap agama hanya sebatas dirinya dengan sang pencipta dan tidak berkaitan dengan partai politik yang mereka pilih.
Kedua, standar ganda juga menjadi alasan yang menyebabkan partai politik nasionalis lebih digemari daripada partai politik Islam atau agama lainnya. Karena jika partai politik Islam atau agama lainnya memiliki masalah internal seperti, korupsi akan dianggap tidak sesuai dengan ajaran agamanya, sedangkan jika masalah internal terjadi di partai politik nasionalis, walaupun dianggap tidak etis akan tetapi tidak seburuk pandangan masyarakat terhadap partai politik agama yang melakukannya.Â
Ketiga, masyarakat Indonesia yang lebih memilih berdasarkan tokoh di sebuah partai, selama ini tokoh-tokoh di partai politik nasionalis lebih dikenal oleh rakyat dibanding tokoh-tokoh pada partai politik islam atau berbasis agama lainnya. apalagi berdasarkan survei Litbang Kompas Januari 2023, terdapat 35,9 responden yang mengaku memilih partai politik berlandaskan sosok. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih memilih partai politik yang tokoh partainya lebih mereka kenal.
Keempat, pengaruh lainnya adalah platform sosial media sebagai media untuk promosi. Di zaman sekarang partai partai politik di Indonesia gencar mempromosikan partainya di sosial media. Akan tetapi yang sering dilihat di sosial media seperti Instagram, Twitter, Tiktok hanya beberapa partai seperti Perindo, PDIP, Gerindra, dan Demokrat. Partai-partai ini merupakan partai nasionalis di Indonesia. Sedangkan partai-partai politik islam dan agamanya lainnya masih jarang terlihat di sosial media.Â
Kelima, hal ini di tambah dengan fakta bahwa di tahun 2024 mayoritas pemilih adalah generasi Z yang lebih mementingkan partai yang mengedepankan visi misi nasionalis daripada aspirasi agama.Â
Kesimpulannya ialah partai politik nasionalis lebih digemari dikarenakan partai nasionalis dianggap lebih mampu menyatukan masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda, selain itu dalam sejarah pemilu, partai politik nasionalis lebih mendominasi dibanding partai politik islam atau agama lainnya. Selain itu tokoh partai nasionalis pun lebih dikenal oleh masyarakat, selain itu partai politik nasionalis pun lebih gencar mempromosikan partai mereka di sosial media daripada partai politik agama lainnya dan ditambah lagi mayoritas pemilih di tahun 2024 adalah generasi Z yang memang lebih memilih partai politik nasionalis dibanding pertai politik islam. Faktor-faktor . Meskipun demikian, partai-partai Islam atau agama lainnya tetap memiliki basis dukungan yang kuat dan dapat memainkan peran penting bagi praktik demokrasi Indonesia yang tidak sekedar lebih etis dan beradap, akan tetapi kehadiran serta kontribusi partai politik Islam juga dapat menjaga pluralitas dalam dunia politik di Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H