Mohon tunggu...
Dwi Astutik
Dwi Astutik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Mitoni: Mengetahui Makna Makanan Rujakan Menurut Nilai-nilai Pendidikan Islam

18 Oktober 2023   08:47 Diperbarui: 24 Oktober 2023   18:51 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Negara Indonesia adalah negara kaya akan berbagai budaya yang beranekaragam. Salah satu kebudayaan yang terdapat di Indonesia adalah budaya pada Masyarakat suku Jawa. Masyarakat suku Jawa adalah kesatuan hidup orang-orang Jawa yang Berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat sistem norma, dan sistem Budaya Jawa yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas Bersama yaitu orang Jawa. 

Masyarakat Jawa mempunyai Beragam budaya dan tradisi dari warisan nenek moyang. Tradisi Itu dilakukan sebagai suatu perencanaan, tindakan, dan perbuatan yang Sudah menjadi tata nilai luhur sudah menjadi warisan Secara turun-temurun. 

Nilai luhur tersebut dilakukan masyarakat suku Jawa sebagai bentuk kehati-hatian dalam melaksanakan pekerjaan agar dapat Selamat secara lahir dan batin. Berbagai macam tradisi adat pada masyarakat Suku Jawa dilakukan sejak manusia di dalam kandungan sampai meninggal dunia. Salah satu budaya dan tradisi tersebut adalah acara mitoni. Tradisi Mitoni dilaksanakan pada kehamilan usia 7 bulan.

Istilah mitoni yaitu pitu( usia tujuh bulan kehamilan seorang ibu) . Dan ada beberapa tradisi salah satu dari kegiatan mitoni yaitu tradisi selametan untuk bayi didalam kandungan dan ibu hamilnya. Dengan mengadakan acara selametan mitoni itu salah satu upaya mendidik bayi didalam kandungan dan dipercaya dapat melatih karakter bayi karena sudah tertanam sejak didalam kandungan. Acara selametan dan doa agar si ibu dan si bayi mendapatkan keselamatan, menjadi anak yang saleh atau salehah berharap bayi dan ibu sehat selamat di waktu lahiran. Acara mitoni ini sudah mendarah daging di masyarakat sehingga sulit untuk dihilangkan.

Hukum melakukan tradisi hal baik dan positif adalah diperbolehkan, kata Ustaz Arrazy, juga tertuang dalam hadits yang bersumber dari sahabat Nabi Muhammad SAW, Ibnu Mas'ud.

مَا رَآَهُ الْمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ وَمَا رَآَهُ الْمُسْلِمُوْنَ سَيِّئاً فَهُوَ عِنْدَ اللهِ سَيِّءٌ

Abdullah bin Mas'ud berkata: "Tradisi yang dianggap baik oleh umat Islam, adalah baik pula menurut Allah. Tradisi yang dianggap jelek oleh umat Islam, maka jelek pula menurut Allah." (HR. Ahmad, Abu Ya'la dan al-Hakim)."

Pada waktu acara selametan itu mengundang tetangga dan kerabat dekat untuk mengikuti acara tersebut. Adanya tahlil, membaca Al-Quran dan Al-Barjanji, dan terakhir do'a kepada allah. Sebelum itu juga orang yang hadir di beri bingkisan (berkat). Didalam berkat tersebut salah satu syarat makanan yang harus ada yang namanya rujakan buah yang diserut /digobet/atau dipotong kotak-kotak dan dibuat asinan . 

Rujakan buah rujak terdiri atas tujuh Buah-buahan dan bumbu memiliki makna untuk mengetahui jenis kelamin si bayi. Apabila bumbu rujak Yang dibuatnya terasa pedas atau sedap melambangkan bahwa bayi yang Dikandungnya kelak akan lahir perempuan, sedangkan bumbu rujak Yang dibuat cenderung biasa-biasa aja maka anak yang di lahirkannya Kelak adalah laki-laki. Manfaat lain rujak buah juga mengandung vitamin dan baik untuk kesehatan sesuai porsinya.

Disamping melakukan kegiatan mitoni ada Nilai-nilai pendidikan Islam salah satunya nilai amaliyah dan budaya sosial upacara Tradisional orang jawa dalam rangka memperoleh solidaritas sosial karena kegiatan ini melibatkan banyak orang. Serta kumpulan dari Prinsip-prinsip hidup yang saling berkait yang berisi ajaran-ajaran Islam Guna memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber Daya Manusia yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan Kamil) sesuai dengan norma dan ajaran Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun