Mohon tunggu...
Beny Akumo
Beny Akumo Mohon Tunggu... Pengacara - Ingin menjadi pengusaha

Seorang in-house Lawyer: itu saja, tidak lebih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nike Palsu

16 Agustus 2011   08:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:44 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Musim pameran !!!! Salah satu even yang ditunggu masyarakat umum di Kota Bandar Lampung, pada saat itu - beberapa puluh tahun ke belakang. Terutama pameran menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia, biasanya diselenggarakan selama 1 (satu) minggu penuh. Pada waktu itu masih belum ada Mall di Kota Bandar Lampung, supermarket hanya ada King Plaza yang terletak di sekitaran Jalan Pangkal Pinang, kenapa saya katakan soal tempat perbelanjaan? Karena di zaman-zaman sekarang masyarakat akan lebih senang untuk datang, belanja, cuci mata di Mall-Mall - peminat pameran tidak seheboh dan sebanyak zaman beberapa puluh tahun ke belakang itu ... Nah, bagaimana jika tidak ada / belum ada Mall yang terlihat besar dan mewah? Maka jika ada pameran-pameran (seperti pameran menjelang 17 Agustus-an) lah yang diserbu oleh masyarakat umum - masyarakat Kota Bandar Lampung pada khusus-nya (saat itu ya ...). Seperti pameran-pameran pada umumnya, banyak sekali barang-barang yang dijual disana, dari makanan dengan segala macam bentuk dan macamnya, juga dibuka stand makanan fast food sampai dengan makanan yang ribet penyajiannya. Tidak lupa para penjaja makanan ringan yang kakinya lebih dari dua - alias kaki lima, seperti kacang goreng, kacang rebus, mie ayam, mie bakso, segala jenis es, sampai ada judi "koprok" pun tersedia disana. Beberapa kali pameran-pameran sejenis dilaksanakan di Lapangan Enggal, tepatnya lapangan tersebut terletak di tengah jantung Kota Bandar Lampung, namun mengingat letak lahan parkirnya di sekitaran Lapangan Enggal tidak memadai - mengingat pengunjung selalu membludak tumpah ruah meriah gerah, maka ajang pameran dipindahkan ke lapangan stadion way halim. Letaknya memang di pinggiran Kota Bandar Lampung, namun parkirannya super luas - sampai-sampai turun dari kendaraan pun harus hati-hati, banyak "ranjau darat" bertebaran, karena lahan parkir luas tersebut jika tidak ada ajang / even pameran sehari-harinya aadalah lahan kosong dan tidak ada yang mengurus. Musabaqah Tilawatil Qur'an tingkat Nasional pun pernah di adakan di Stadion Way Halim tersebut - bagi kami-kami yang pernah melewati hidup di zaman ke-emasan Pak Harto pasti tahu, apa yang dimaksud dengan even MTQ atau kepanjangan dari Musabaqah Tilawatil Qur'an itu ... lomba bagus-bagusan dan merdu-merdu-an membaca Al-Quran itu acaranya, pesertanya dari seluruh propinsi di Indonesia (27 Propinsi), sekitaran stadion? ya teteup aja banyak orang jualan makanan dan lain-lainnya. Dalam ajang pameran-pameran seperti itu, banyak juga penjual-penjual pakaian, celana jeans, pakaian dalam, jaket-jaket, kaos oblong, kaos polo dan lain sebagai-bagainya, juga tidak ketinggalan penjual sendal, sepatu (dari sepatu olahraga sampai dengan sepatu resmi orang kantoran) - dengan harga miring pastinya. Dari berbagai jenis penjual sepatu, ada satu merk yang saat itu sedang nge-trend, merk sepatu itu NIKE ... tapi akan halnya barang-barang yang dijual di acara atau ajang "keroyokan" seperti itu, maka keaslian adalah nomor kesekian, dan bagi pengunjung seperti saya - keaslian adalah nomor 15, sedangkan nge-trend bertengger di nomor 1 ... nomor ke-2 nya adalah "nggaya" hehehe ... nomor ke-3 pamer, nomor ke-4 memikat lawan jenis, yang nomor ke-5 dan seterusnya seterusnya .. sampai ke nomor 15 tadi ... Maka dengan percaya diri sayapun membeli sepasang sepatu merk NIKE yang model nya tinggi diatas mata kaki, bahannya bukan dari kulit, namun dari bahan semacam kain, warna nge-jreng - biru teraaaaang hahaha .... setelah dicoba-coba (itupun rebutan dengan calon customer NIKE lainnya), maka sepatu merk terkenal dan sedang ngetrend pada saatnya itu siap saya bawa pulang. Dalam perjalanan pulang saya sudah bisa membayangkan, besok pagi pergi sekolah sudah memakai sepatu baru dengan merk TERKENAL dan NGETREND, dan saya sudah mulai (lagi) meng-urut-urut nomor-nomor "must thing to do" besok secara benar dan saksama, dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan ... (ini penggalan teks Pembukaan UUD '45 - berani taruhan anak-anak sekolahan sekarang nggak ada yang hapal dengan bunyi teks Pancasila, Pembukaan UUD'45, atau bahkan lagu kebangsaan kita). Esoknya, berangkat sekolah si sepatu "kinyis-kinyis" itu sudah membalut lembut kaki saya, dan sepanjang perjalanan ke sekolah yang memakan waktu hampir 1 (satu) jam penuh itu, saya merasa setiap orang melihat dan memperhatikan saya dengan kagummmmmm ... dagu saya terangkat 5 derajat ke atas, congkak .... hehehe ... Sampai di sekolah, saya tidak sempat ber-pamer ria kepada seluruh teman-teman di kelas II-A2-1 (Dua Biologi Satu) SMA Negeri 1 Tanjung Karang, karena saat sampai di sekolah bell sudah berbunyi, dan langsung masuk kelas ... nantiiiiiii saat istirahat ya, saya buat surpriseeeeee teman-teman semua .... detik berlalu ke detik, menit berlalu ke menit, lalu jam berlari menuju jam ... dag dig dug der dag dig dug derrrr ... hati ini berdegup-degup tidak teratur, tensi darah langsung naik ... teeng teeeeengg .... ISTIRAHAAATTTTTT ... HUPPPP ... saya biarkan teman-teman keluar terlebih dahulu, dan begitu kelas muali sepi, saya pun dengan jumawa berjalan perlahan keluar kelas, teteup dagu terlihat 5 derajat lebih tinggi ..... satu dua tiga langkah tegap majuuuuuu .. jalan!!!!! Baru saja 3 langkah keluar dari pintu kelas, seorang temen wanita di kelas saya berkata-kata dengan suara yang lumayan kenceng ... "cieee ... beny sepatu baru lhooooo ... baru beli di pameran semalem ya Ben? Khan itu NIKE palsuuuuu harganya aja cuma 25 ribu ..." suara yang tidak begitu keras itu seolah-olah dilakukan di hadapan corong pengumuman sekolah kami, sehingga seluruh kelas yang ada mendengar itu semua ... uweeeeeeeeeeeeeekkkkkkk ....... Pelan-pelan saya masuk kelas lagi, muka saya merah ... maluu ... memang sih nggak ada temen-temen yang tertawa, tapi kata-kata temen saya tadi serasa meruntuhkan segala jenis urutan nomor-nomor di atas, yaitu nomor 1: nge-trend, nomor 2: "nggaya" dan seterus-seterusnya ... harga diri jatuh berantakan ... saat itu juga rasanya sepatu baru dengan merk NIKE (palsu) itu panassss di kaki saya, gerah segerah-gerahnya ... sampai kepingin rasanya saya buka dan buang ... hadeeehhhh ... jangan-jangan sepanjang jalan menuju sekolah yang orang-orang melihat dan memperhatikan pagi itu bukan karena kagum ... jangan-jangan ... atau jangan-jangan mereka yang ikutan berebut membeli sepatu itu? ya jangan-jangan sih ... hehe ... (sampai di rumah, sepatu baru dengan merk terkenal NIKE (palsu) itu sudah mangap jahitan lemnya ... dan sukses saya "singkirkan" ke gudang) [caption id="attachment_125796" align="alignleft" width="600" caption="nike"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun