Masa-masa Sekolah Menengah Atas adalah masa-masa yang paling sulit untuk dilupakan, masa dimana pencarian jati diri, namun tanpa merusak nya tanpa harus terpuruk dengan obat-obatan, narkotika, atau minum-minuman keras - hanya saja prinsip saya dan teman-teman pada saat itu adalah "wajib untuk mencobanya", tanpa harus "wajib untuk selalu memakainya" ... karena sebagai anak muda tentunya rasa keingin tahuan kami (kita) pasti sangat tinggi pada hal-hal yang belum pernah kita temui, dan itu semua hampir apapun dilakukan bersama-sama dengan teman sekolah. Mencoba minum-minuman keras: dari merk lokal hingga merk luar, mabuk sampai pagi, meng-oplos berbagai macam minuman keras tersebut dengan jus jeruk, sprite, atau bir dan juga berbagai macam rasa dari minuman-minuman lain, menyatukan nya di dalam satu tempat yang besar, mencampurnya dengan es batu, dan di minum bersama-sama ... karena terkadang ada beberapa teman yang tidak suka dengan rasa minuman keras yang diminum secara langsung alias tanpa di campur (salah satunya saya hehe .. cemen ya?) tapi hasilnya tetap memabukkan ... kalau istilah sekarang membuat "cocktail" kali ya? ... miris juga pernah melihat berita di televisi ada sekelompok orang yang meninggal karena keracunan minum-minuman keras yang di-oplos dengan minuman ber-energi ... Hiiiii ... untung kami dulu tidak mengalami hal seperti itu, walaupun dulu kami sudah meng-oplos minuman ber-energi merek "banteng adu kepala" itu dengan berbagai macam minuman keras. Percobaan lain yang pernah kami lakukan adalah membeli "ganja" dengan jumlah yang lumayan banyak, lalu membakarnya di tengah kamar yang sudah ditutup pintu, jendela, dan lubang-lubang angin, sehingga tidak ada lubang angin yang bisa menghilangkan "asap" ganja yang dibakar di tengah-tengah kamar. Sehingga kami tidak perlu untuk "melinting" ganja dan dibuat rokok, untuk dikonsumsi berganti-gantian ... cukup dengan membakarnya di tengah ruangan kamar, lalu sambil ngobrol kami semua menghisap asap yang memabukkan itu ... fly me to the moon and let me stop among the star ... Hal-hal lain yang menyangkut ke obat-obatan terlarang sangat anti kami coba; semisal "nyuntik", "nyepet", sampai "nyilet" ... tapi kalau hanya mengkonsumsi obat-obatan yang bisa memabukkan dengan cara meminumnya, pernah kami lakukan tapi tidak sampai berlanjut ... percayalah, itu semua kami lakukan hanya sekedar memuaskan rasa "ingin tahu" kami pada saat itu ... bukan untuk merusak masa depan kami .... Ada beberapa keunikan kami dalam melaksanakan "percobaan-percobaan" di atas, misalnya; untuk dapat melaksanakan keinginan meng-oplos atau meng"cocktail" minuman-minuman keras itu, kami harus "urunan" atau kadang meminta dari teman-teman sekelas (maklum uang jajan kami tidak berlebih, dan cukup untuk ongkos naik kendaraan umum pulang-pergi sekolah saja), baik perempuan maupun teman-teman lelaki yang tidak berminat gabung dengan kami ... percayalah: kami melakukannya tidak dengan kekerasan, sukarela saja hehe karena kami pun melakukan hal itu hanya untuk bersenang-senang yang ringan-ringan ... dan terkadang ada yang kasih dengan jumlah yang lumayan, karena teman-teman sekelas dulu paham kami bukan berandalan ... Di lain waktu masing-masing kami wajib untuk membawa / membeli berbagai macam merk rokok luar (rokok putih): dari Marlboro hard case atau soft case, Lucky Strike hard case atau soft case, More dengan ciri khas warna coklat, panjaaaang dan kecil, dan merk-merk rokok-rokok luar yang amat jarang di dengar di telinga kami pada saat itu ... selepas sekolah maka berbagai macam merk rokok itu kami coba satu persatu ... walaupun menurut saya semua rokok itu rasanya sama, dan tidak ada yang "enak" ... yaahhhhh untuk sekedar "merokok" saja, gaya-gaya'an di depan teman-teman wanita (jika bertemu) atau anak-anak perempuan dari sekolah-sekolah lain ... Suatu waktu, kami berkeinginan untuk bermalam tahun baru di pantai pasir putih - pantai yang masih terkenal pada saat itu di Kota asal saya - Bandar Lampung, segala persiapan dilakukan, membeli "minuman" berbagai jenis tapi lebih banyak kami membeli beer beserta kacang sebagai teman minum beer itu --- kami tidak membawa kendaraan, semua kami lakukan dengan cara? .... nebeng mobil / kendaraan apapun dipinggir jalanan yang menuju ke arah pantai pasir putih itu. Sore pukul 3 kami sudah bersiap, dan berkumpul di titik yang sudah kami sepakati untuk berkumpul, dan mulai lah kami semua mengacungkan jempol kepada kendaraan-kendaraan umum yang mengarah ke tujuan kami ... terutama kendaraan-kendaraan umum yang memiliki bak terbuka ... apakah ada yang berhenti? Oooo tentu saja ada ... sehingga sampailah kami di tempat tujuan, walaupun harus berganti-ganti kendaraan "tebengan". Malam tahun baru itu kami lewati dengan "mabuk bersama" ... teman-teman kami yang wanita ada juga yang menyempatkan diri untuk ikut berkumpul, namun mereka tentu saja menggunakan kendaraan pribadi mereka sendiri untuk menuju pantai pasir putih tersebut ... bernyanyi-nyanyi dengan bermain gitar, hingga suara kami habis, berhalunisasi ada kijang di tengah laut sana dan lain sebagainya ... tapi tetap "No Sex, No Drug" ... sampai pagi ... Hingga sampailah kami harus mempersiapkan diri pulang menuju titik temu awal kami berangkat. Berbondong-bondonglah kami melakukan (lagi) mengangkat jempol meminta kesediaan kendaraan umum untuk mengangkut dan membawa kami pulang ... hampir selama dua jam kami bediri di pinggir jalan, namun tidak satupun ada kendaraan umum yang mau dan bersedia minggir untuk kami tumpangi ... sebagian dari kami sudah mulai putus asa, dan berteriak "udaaahhhh naik angkot aja yuukkkkk ..." tapi berkat kegigihan dan pendekatan kami, maka teman-teman yang sudah mulai putus asa dengan kantuknya, capeknya, dan juga lapernya itu bisa kami redam untuk tetap mencari kendaraan GRATIS menuju pulang ... Beberapa saat kemudian, dari kejauhan terlihat satu kendaraan besar, trukkk tanah, terlihat garang dan gagah, sehingga kami pun berharap dan berkeyakinan, kendaraan truk tanah itu akan menepi dan membolehkan kami menumpang ... benar saja, truk itu menepi, dan dengan kekuatan yang ada kami semua berlarian mencoba menaiki truk gagah nan garang itu, semua bisa naik ... dan truk pun mulai menunjukkan saat-saat untuk mulai bergerak jalan ... lamat-lamat kami mendengar seseorang berteriak "wooiiiii tungguin gua ... gua belom naik" kami saling berpandang-pandangan, siapa itu? siapa gerangan? jangan-jangan orang lain yang mencoba mempermainkan kami ... berhubung truk ini sebegitu gagahnya, sehingga untuk menengok keluar pun kami kesulitan ... hingga akhirnya salah satu dari kami berteriak "mana imam? mana imaammmm? imam belom naik woiii ... brentiin truk nya ..." dan dengan serta merta, kami berteriak bersama meminta sopir truk untuk berhenti ... ketika kami melihat keluar, benar adanya - teman kami - imam, belum bisa menaiki kendaraan truk gagah itu, karena badannya sama tingginya dengan ban truk dan dia kesusahan menggapai pegangan untuk naik ... cepat-cepat kami membantu imam untuk bisa naik dan dengan susah payah akhirnya imam bisa naik truk gagah itu .... Imam tidak lah pendek, hanya saja dia tidak tinggi ... besok-besok, kami tidak boleh melupakan teman kami sendiri, apakah dia pendek atau tinggi, apakah dia berbadan besar atau berbadan kecil ... kami semua sama, teman seperjalanan yang wajib saling membantu ... [caption id="attachment_129869" align="alignleft" width="400" caption="pertemanan internet"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H