Mohon tunggu...
Beny Akumo
Beny Akumo Mohon Tunggu... Pengacara - Ingin menjadi pengusaha

Seorang in-house Lawyer: itu saja, tidak lebih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Emang Elu masih Perjaka? Preeeeettttttttttt ..."

4 Mei 2011   05:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:05 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Siaallllll ..." Kata Yanto berkali-kali sambil nafasnya terlihat tersengal-sengal "hampir mati gua ..." begitu katanya sembari duduk berselonjor di bangku taman, rumah Indra di kawasan Kampung Sawah - Bandar Lampung. "Kenapa lu to?" Hampir bersamaan saya dan beberapa teman yang sudah lebih dulu hadir dan asyik ngobrol di pekarangan rumah Indra yang ditumbuhi beberapa pohon belimbing yang hampir mengelilingi separuh dari luas pekarangan tersebut, langsung menginterogasi kawan kami ini. "Tadi gua ke pasar bawah mau liat di bioskop filem apa aja yang lagi main, sengaja gua nggak bawa motor, supaya nggak repot parkir ..." dengan nafas yang masih setengah-setengah terengah-engah "gua udah liat ada segerombolan bencong di pojokan pekarangan bioskop, tapi gua pikir lah cuek aja, lagian biasanya juga mereka memang sudah tempatnya nongkrong disitu ..." sambung yanto dengan nafas yang sudah agak mulai teratur. Kakinya mulai direlaks khan dengan cara digoyang-goyang, kami pun mulai agak tenang melihat penampakan Yanto yang sudah mulai terlihat santai. Kaos nya terlihat basah kuyup dengan keringat .... Sementara pis-gor dan air putih dingin mulai juga ditawarkan ke Yanto, supaya dia makan dan minum dulu - sebagai penghilang rasa tegang. Indra memanggil staff ahli rumah tangga untuk menambahkan pisang goreng yang mulai mau habis, sekaligus meminta dibelikan sebungkus rokok Djarum Filter (saya selalu mengambil bungkus rokok Djarum ini untuk saya "keleteki" kulit aluminium foil nya). Rumah Indra memang hampir selalu menjadi tempat / base camp kami berkumpul, kami ber-enam, setelah "base camp" terakhir kami (kamar Yanto di rumahnya) yang hampir habis terbakar, setelah salah satu dari kami secara tidak sengaja menjatuhkan sejentik api rokok ke atas kasur, yang dengan sukses masuk - menembus permukaan kasur dan "berkembang biak" menjadi api di dalam kasur yang terbuat dari bahan buah / kapas kapuk. Saat itu tetangga-tetangga rumah Yanto melihat kamar Yanto yang terletak di atas seperti dipenuhi oleh asap putih tebal, namun alhamdulillah tidak terjadi kebakaran besar yang menghabiskan seisi rumah dan rumah-rumah lain di sekitarnya. "Gua udah agak curiga sama bencong-bencong itu, soalnya waktu gua lewat di depan mereka, kok mereka berenti ngobrolnya sambil kayaknya mratiin gua lewat ..." kata Yanto menyambung keterangan yang dia kasih sebelumnya "eee ... pas gua mau balik, gua dihadang sama dua bencong ... elu bisa bayangin, gua kaget setengah mati, pikiran yang ada di otak gua cuma 'mampus, kena gua diperkosa ni bencong' ..." cerita sudah mulai memasuki babak-babak utama, sambil mengunyah pisang janten (uli) goreng Yanto meneruskan ceritanya, sementara kita-kita mulai terlihat senyum-senyum menunggu kelanjutan cerita itu. Yanto memang berperawakan lumayan, badannya cukup dan bisa dikatakan kekar, mungkin dari perawakan dan wajah yang cukup lumayan itu yang membuat teman-teman 'bencong' ini berdesir-desir, dan pada akhirnya mencegat jalan pulang Yanto. "Gua mulai mikir, caranya bisa selamet dari mereka gimana ya ... terus gua bilang sama mereka, 'lu mau ngapain gua?' dijawab sama mereka kalo mereka pengen liat 'punya gua' ... gilaaaa ... gua mulai takut, tapi terus gua bilang 'ya udah, tapi cuma di liat aja ya, jangan di apa2in, eee mereka bilang yang pegang dikit nggak apa-apa khan? ... pucet banget gua, terus-terusan gua nelen ludah ... tapi terus gua bilang lagi, ya udah, tapi jangan disini, rame banyak orang, kita ke belakang bioskop aja yuk ... eee mereka langsung bilang ok, sambil matanya keliatan menang gitu ..." yanto kembali meneguk air putih dingin, dilanjutkan dengan menggigit dan mengunyah pisang goreng lagi. Kita-kita semakin tersirap ingin mengetahui cerita kelanjutannya "waaahhh jangan-jangan yanto udah diiiii ........" huehehehe kita semua ketawa, Yanto langsung "nyegrak" enak aja ... kata dia sambil tetep ngunyah pisang goreng yang manis + gurih itu. "Begitu mereka bedua agak nyingkir dari jalan di depan gua, gua langsung lari, kabur ... elu tau mereka ngapain? mereka ngejer gua dan larinya jo, kuenceng juga ... tapi untung nya di daerah situ khan banyak gang-gang, jadi gua masuk masuk ke dalam gang gang itu, dan waktu gua ngumpet, gua denger mereka nyariin gua sambil tereak-tereak 'ganteeeeng, ayo dong tadi khan udah janji mo liatin 'itu' ... ayo dong' dan begitu mereka lewat, gua puter arah dan kabur secepet-cepetnya ... sialnya, di depan gang, gua kepergok sama temennya yang tadi nggak ikutan nyegat jalan gua, bencong yang ini langsung tereak 'woooiiiiii ini nih kucing nyaaaaa...' langsung gua lemes dan kebelet kencing denger tereakan dia, tapi untungnya gua bisa lolos sampe lah gua disini ngos-ngosan, hampir ilang keperjakaan gua gara-gara mereka ...." Dan kita-kita pun sama-sama tereak "emang elu masih perjaka? preeeeeeetttttttttttttt ......." [caption id="attachment_105117" align="alignleft" width="300" caption="dari internet"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun