Aku berkata hanya menggantung di pangkal lidah
Mendesir di malam hari
Bertajuk rasa menjadi segenggam kerinduanyang retak
Menggores terlampau dalam
Cahayaku tak cukup memulihkan
Rasi bintang cancer mengikatku
Bukankah aku berdenyut
Mencecerkan darah demi menghidupi tubuhku
Tanganku tak mampu meraih
Kepalan jari lemasku berayun
Menghibur, rasa yang tertunda
Waktu tak mau segera menjawab
Kapan, jari manisku bebas menari
Meyetubuhi energimusik malam
Larut dan melebur dengan malam
Menghilangkan nafasku
Menguburrasaku yang selamanya dinasibkan ‘tertunda’
Memetik dua bintang malam
Dan mengadopsi pada kedua bola mataku
Agar esok langkahku tegak
Menemukan rasa yang tertunda menjadi nyata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H