Mohon tunggu...
Ika Maria- (Pariyem)
Ika Maria- (Pariyem) Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Melesat dari kenyamanan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja Abu-abu

20 Januari 2010   11:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:22 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melepas resah melalui mengejar angin sekuat tenaga. tau kah kamu?. Tarian bulu mata ku semakin melamah dan lemas tak ungkapkan cerita di senja merenggut senyum ku. Deraian air dari surga tak berhenti sejenak saja untuk ijinkan ku menoleh ke lubang Bumi. Mencari dimanakah senyum ku yang terhilang.

Keceriaan  ku terus memudar. Apa yang harus ku lakukan agar senja kembalikan tawa kecil ku. Tampakkan dingin mu saat ini. Kau masih dingin dan tak akan menjadi panas membakar rambut pirang ku. Ku tenggok kearah punggung, ada dewa senja memangilku. Tenang saja dewi ku, aku akan datang meskipun hanya sebentar saja. Perhatikanlah jauh-jauh kau pasti tersenyum.

Ku pandang dalam dan menciut mata ku. Dewa ku hadir walaupun tidak ada separo raga nya menjawab. Sungguh terasa, (bernyanyi dalam hati lagu LIRIH  'Ari Lasso').  Merasuk dan menembus. Sembari semakin tak terlihat lagi. Perpisahan pun terjadi cepat. Bak petir menghancurkan jasmani. Pulang membawa kelesuan mendalam. Senja memang beralih abu-abu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun