Mohon tunggu...
Ika Maria- (Pariyem)
Ika Maria- (Pariyem) Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Melesat dari kenyamanan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berawal...5 Gadis

30 Mei 2010   15:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:52 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mendapat kabar, dalam malam yang penuh gumaman kecil. "mbak aku mau ke jogja ntar bobo tempat mbak ya?" pesan singkat itu segera mengubah hari untuk 3 hari ke depan. "yo, ora opo, mau sama siapa kesini?". beberapa menit kemudian, "sama teman berlima ma aku mbak". gaduh mulai merambat ke saraf dan mengirim berita tak karuan dari otak. gila aja nampung gadis lima udah gede semua. selama tiga hari bisa stress kalau begini.

waktu emang cepet. "mbak bangun jangan tidur mulu jemput aku", pinta nya. waduh, 15 menit lagi mereka berlima sampai stasiun lempuyangan. tak sempat mandi, cukup sikat gigi dan cuci muka. "mbak, kita di depan atm BNI".

SEGERA, nyamperin mereka. gile deh. ini anak orang. mendadak punya anak asuh 5. sekedar ijin melalui sms dengan bapak kost karena tak sempat bertemu. untung saja diijinkan. tapi jubelan rasa ngantri di pintu hati. rasa sebel, senang, binggung, mikirin tugas numpuk, responsi, kedatangan 5 anak gadis dari jakarta.

sehari, dua hari, kamar tak kurang 3x4 m jadi saksi ukiran rasa. melihat semangat mereka muter-muter di jogja buatku luluh saja. "mbak, ayo kesini kesana lah, ayolah mbak", pinta macam-macam mereka. kalau pinta adekku "lea" si aku turuti aja. ini, 4 gadis gaul kabeh narziz semua. jam dua pagi pun baru memanggilku untuk tidur .

bersikap galak, biar mereka ora bandel, tapi kok ndakbisa. "besok bangun pagi jam 6, mandi, sarapan, dan ke Prambanan gak pake telat", pintaku. "wokey mbak", jawab mereka. entahlah pagi segera datang. aku terbangun dan melihat mata mereka yang tertutup dan lelah seakan waktu tidur ingin diperpanjang lagi. ndak tega bangunin mereka. walau aku awalnya sebel ma mereka. adekku aneh-aneh bawa teman gak tanggung-tanggung.

tak berani alias ora tegel memekkkan suara untuk membangunkan mereka, sms adekku agar sms untuk temen-temennya biar bangun.  satu persatu mereka bangun, mandi dan berdandan. aku hanya merebahkan badan yang sangat lelah sambil bercanda dan melihat mereka sibuk berdandan karena akan pergi. geleng-geleng saja. panas sekali hari itu. dan kembali membuatku sebal mereka ber4 tak mau pulang masih ingin di Prambanan. padahal waktunya beli tiket untuk pulang tadi. sudah ku putuskan pulang dulu dengan adekku. dan mereka ber4 mau pulang sendiri saja.

malam pun tiba, mereka kembali merenggut rasa sebalku. keletihan mereka. satu gadis menemaniku menyentuh laptopku. melihat foto-foto di Prambanan  yang lucu-lucu, tertawa di tengah sunyi malam. dalam hatiku, indah malam ini aku bisa tertawa. pukul 4 sore sudah lewat, mereka ber4 tak kunjung datang dari muter jogja, sebal datang lagi. pukul 6 sore baru datang, padahal jam 7 akan pesen tiket kereta.  tapi, waktu kembali mengambil semuanya. mereka ku hantarkan pulang, "mbak pulang dulu ya bersalaman sentuh pipi" di depan pintu sebelum meninggalkan kamar yang berlukis rasa.

ting....tong....ting...tong,,,, kereta datang. mereka pun kembali lagi untuk entah .... kalinya  pamit padaku, salaman dan senyuh pipi, berpesan main kerumah mereka dan mereka akan main kerumahku saat aku pulang kampung dan saat nikahku. hah entahlah apa yang ku rasa. kereta berhenti, mereka mengambil 5 gadis itu ke jakarta untuk menjadi seorang bidan semua.

aku pulang dan merasa berbeda.  sepi. kamar hanya seorang gadis. tapi, rasa sebalku karena kedatangan 5 gadis itu menjadi berubah, rasa sayang sebagai adik-adikku. "jangan lupa sama kita-kita ya mbak", pesan mereka sebelum naik kereta. ada yang mengajakku ke kalimantan untuk berlibur dan lain-lain. ah........... walau mereka bandel tapi mereka sudah memberi rasa.

"sebuah pertemuan tak selamanya membuahkan kesebalan saja, bahkan mungkin akan menjadikan sebuah awal rasa nyaman dan menghibur"

terima kasih untuk kalian. semoga kelak jadi seorang bidan yang benar bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun