Mohon tunggu...
Ika Maria- (Pariyem)
Ika Maria- (Pariyem) Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Melesat dari kenyamanan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menjadi Sedih

23 Juli 2010   11:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:39 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

saat sore semakin merapat menendang atmosfer bumi. waktunya rapat dan membicarakan karnaval untuk memperingati hari kemerdekaan yang sebentar lagi menjelang dihadapan bulan. satu jam berlalu dan dua jam telah usai membahas.

melihat 200 meter kedepan para pleton inti anak smp berpanas-panas ria. menantang terik sang mentari pukul tiga sore. terlihat desi yang cerdas dan bertubuh ramping melirik ke pandanganku. bebrapa menit maju dan berganti. mendadak dikagetkan sesosok gadis bernama desi. tubuh terlihat lemah dan genangan air mata dari tulang air mata tidak mampu ditarik untuk diam berhenti. tersandar lesu dan deru air yang menunjukkan dia  sedih.

deraian air mata terus menodai pipinya yang masih lugu tidak berbedak. berbisik dengan temanku yang sedang menemaninya. telusur eh ternyata dia sedih sekali. karena suka dengan sahabatnya sendiri dan cintanya ditolak.

aku hanya diam dan berkata dalam hati saja "astaga". baru saja duduk di kelas dua smp. kebetulan ada dua temenku anak Bk yang lagi menemani desi. sehingga beberapa menit kemudian dia yang  sempat pingsan dapat menjawab pertanyaanku bahwa namanya adalah desi.

menatap wajahnya, tersimpan cerita sedih. betapa sedihnya ditolak cinta oleh seorang cowok. saat di kelas, sikapnya yang lincah, mampu mengkoordinir teman-temannya yang ribut. senyumnya yang terbalut kejutekkannya. hari ini berubah menjadi menanggis. seusia dia sudah merasakan kesedihan korban cinta.kenapa bisa terjadi ya?

semoga orang tuanya tahu akan masalah yang baru dihadapinya sehingga desi dapat kembali terlihat ceria dan lincah seperti awal ku bertemu dia.seharusnya di hari anak ini dia bisa bergembira malah menjadi sedih dan menanggis.

mari orang tua dan calon orang tua  menjadi sahabat untuk anak-anak tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun