Mohon tunggu...
Ika Maria- (Pariyem)
Ika Maria- (Pariyem) Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Melesat dari kenyamanan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Batinmu...Lelakiku Tersenyumlah

22 Januari 2010   13:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:19 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi memangil ku untuk menggerakkan mulut berbicara pada nya. Matahari sudah menanti aku tersenyum saat itu. Gertakan hp mengagetkan ku. Tak disangka lelaki ku yang beberapa hari lalu pergi tanpa pesan seberkas pun.

‘Aku tidak pantas untuk mu’. Kesedihannya akan keadaanya saat ini. Aku sembari berusaha tersenyum, tapi keharuan memaksa ku bebaskan air hidup mengalir lepas melewati pipi lembut ku. Tak terpikirkan sampai serius seperti sekarang. Wajah mentari dirona nya terbaca oleh batin ku. Ia sedang menangis dan kalut. Sama halnya dengan batin ku gaduh terasa oleh lalu lalang semakin dekat kesendirian ku.

‘Jika tak kunjung sembuh, akhirnya aku harus cuci darah rutin’. Bertambah keras dan hanya tergeletak lemas. Melayang seakan 5 tahun sudah usai. ‘Waktu ku tak akan lama lagi’.Terlalu hancur karena kalimat pendek itu. Akan kah layakknya skenario sinetron di televisi menjadi milikku di tahun ini. Secepat komet menggerakkan ekor nya menjauhimatahari.

Sepanjang jalan berlalu, sedih mu tanpa kau katakan terlihat mata batin ku. Sama dengan senyum manis mu bertabur sedikit malu selalu tersingkap jiwa kecil ku. Kapan kau akan berjanji pada ku untuk tetap menjaga senyum mu pada hari ku. Bagaimana dengan batin ku kelak. Sepi dan sendiri. Resah dan ingin ku, tak dapat ku curahkan lagi selain ku pendam bersama bergugurnya daun kering.

Bertahanlah keajaiban akan menyembuhkan sakit mu. Dan esok kita ciptakan rumah putih bepondasikan senyum batin kita selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun