Mohon tunggu...
Miaw Meonk
Miaw Meonk Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"Aku Apa Adanya" -- Mahasiswa Manajemen Informatika (MI) STMIK Pranata Indonesia Bekasi -- Seneng nulis-nulis yang gak jelas -- seneng baca -- seneng tidur -- seneng makan -- seneng ngasih -- seneng dikasih -- seneng sama akuu -- :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Sepi Indah

27 Januari 2012   02:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:24 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku masih seperti dulu
Masih seperti tujuh tahun yang lalu
Masih seperti saat pertama kita bertemu
Masih mencintaimu”
Cinta banyak mengajarkanku tentang kehid
upan, tentang angan dan mimpi yang sering menjadi elegi, tentang harap yang slalu saja tak menjadi pasti.
Pernahkah kau mencinta, Sedang cinta yang kau cinta tak membuahkan cinta untukmu. Pernahkah kau merindu, sedang rindu yag kau rindu tak pernah kau temu.
Jika pernah, yang kau alami itu sama dengan ku.
Tujuh tahun silam aku mengenalnya, dalam sebuah ketidak sengajaan. Takdir yang membawaku semakin dekat dengannya, bahkan mencintainya adalah buah dari kebersamaan itu.
Ketika kedekatan yang kurasa itu semakin menyita khayalku tentangnya, nuraniku pun tak dapat menyangkali kehadirannya dalam palung jiwa. Namun aku harus begitu sadar, semua hanyalah angan dalam mimpi saja.
Saat itu aku hanya seorang gadis kecil untuknya, bahkan mungkin hanya sekedar adik kecil yang lugu dan tak mungkin memiliki rasa. Hingga saat waktu memisahkan ku dengannya.
Biarlah semua hanya menjadi rasaku saja, pikirku saat itu.
Lima tahun kemudian aku baru kembali bertemu cinta sepi indahku, satu hari bersamanya sedikit dapat mengobati rasaku yang tak pernah sampai untuknya. Berdua bersamanya membuatku merasa bahwa kini dia adalah milikku seutuhnya .
Disela perjalananku bersamanya hari itu, akupun harus kembali mengubur dalam rasa yang selalu muncul tiap kali bersamanya. Dia memperkenalkanku dengan seorang yang kini menjadi belahan jiwanya, yang kini menjadi tambatan hatinya.
Sampai saat itu aku hanya menjadi adik kecil untuknya
Sampai tiba tuhan mempertemukan ku kembali dengannya di tahun ke-7. dalam rindu dan cinta yang juga tak pernah surut, dalam harapan-harapan yang tak pernah padam, dalam mimpi yang ku harap tak lagi menjadi elegi.
Kini aku bukan gadis kecil di tujuh tahun silam, bukan lagi anak ingusan yang baru mengenal cinta.
Mungkinkah setelah ini aku hanya akan menjadi adik kecil untuknya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun