Mohon tunggu...
Noer Cholik
Noer Cholik Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Cah Ndeso

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Untuk Kelestarian Hutan, Ini Rencana Saya

3 Maret 2014   21:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:17 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Nur Kholik

Ada cerita beberapa tahun silam dari kawan saya yang suka keluyuran menjelajah hutan guna mencari bekicot untuk kemudian dijualnya kepada para tengkulak. Menurut kawan saya, ada pengalaman yang mengerikan selama ia mencari bekicot di tengah hutan. Berdasarkan pengakuannya, saat sedang mencari bekicot di kawasan hutan di daerah Brebes bagian paling selatan ia melihat beberapa orang sedang menebangi pohon. Kata kawan saya, mereka yang menebangi pohon adalah pembalak liar yang dengan seenaknya menebangi pohon jati menggunakan gergaji mesin dan di samping mereka berdiri pengawal dengan senapan siap membidik siapa saja yang sekiranya mencurigakan. Sontak kawan saya pun ketakutan melihat beberapa orang dengan senapan di tangan. Untunglah mereka tidak melihat kawan saya yang tengah mencari bekicot sehingga kawan saya pun langsung bergegas meninggalkan hutan dan tak berani kembali lagi.

Selang beberapa hari, saya membaca berita di media tentang penangkapan pembalak liar di kawasan hutan brebes. Mereka yang terjaring dalam operasi yang diadakan oleh Polres Brebes dan Perhutani adalah sekelompok orang yang terdiri dari pengusaha dan warga setempat. Memang di kawasan hutan brebes itu tergolong rawan pencurian kayu karena kondisi alamnya memungkinkan hal itu terjadi. Di sana masih banyak hutan jati, sehingga banyak yang ingin memanfaatkannya.

Cerita di atas merupakan contoh kecil saja dari kasus rawannya pencurian kayu di hutan. Sebenarnya, kalau kita sadar, keberadaan hutan merupakan potensi yang sangat besar bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada dihutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik dari hasil pertanian, perkebunan atau dari hasil hutan. Namun yang terjadi justru sebaliknya, Banyak masyarakat lebih mementingkan manfaat hutan dari segi ekonomisnya saja tanpa mengindahkan kelangsungan hidup ekologi hutan akhirnya hutan pun menjadi gundul. Alhasil bencana alam pun kerap terjadi.

Saya sendiri merasa iba melihat kawasan hutan yang ada di Indonesia sekarang ini sudah semakin kritis mengingat sering terjadinya kebakaran, pembalakan liar, dan berbagai kegiatan negatife lainnya yang dapat mengganggu kerusakan hutan. Jika saja saya menjadi seorang presiden, saya tidak akan mengesampingkan potensi hutan yang ada di Indonesia, apalagi Indonesia pernah disebut sebagai paru-paru dunia karena hutannya yang sangat luas tentu jika terjadi kerusakan hutan akan berdampak bagi kelangsungan hidup umat manusia di dunia. Untuk itu ada beberapa hal yang akan saya terapkan untuk tetap menjaga kelestarian hutan, diantaranya yaitu sebagai berikut.

1.Untuk memulihkan hutan yang sudah rusak atau gundul saya akan mencanangkan program reboisasi besar-besaran.

2.Untuk mengurangi penebangan hutan secara liar saya akan menerakan system tebang pilih yang mana kiranya hal ini berguna untuk masyarakat agar tidak sembarang dalam melakukan penebangan hutan. Selain itu saya juga akan menerapkan sistem tebang-tanam yaitu menanam pohon untuk pohon yang telah ditebang agar hutan tetap terjaga keberadaannya.

3.Untuk mengatasi pembalakan liar, saya akan menerapkan larangan penebangan hutan secara sewenang – wenang dan memberikan sanksi yang berat bagi pelakunya.

4.Saya juga akan menginstruksikan kepada Perhutani untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat secara berkala akan pentingnya hutan dan cara menjaga kelestarian hutan

Nah, Siapa lagi kalau bukan kita yang akan melestarikan hutan. Ayo, mulai dari sekarang cintailah lingkungan dan berpikirlah bahwa hutan merupakan asset yang paling berharga bagi kelangsungan hidup kita, dan umat manusia di belahan dunia lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun