Karya : Ainul H
Suatu sore ketika aku terjaga.
Memandang cemara yang menua tanpa pernah tahu sebabnya.
Juga kamu yang masih terdiam pada sudut jendela.
Memandang rintik hujan yang tetiba reda.
Pula pada skema perjalananmu menuju tempatku menempatkan kota pada sebuah kota.
Pada kecilnya rasa yang terperanjat sebermulanya dari kita lalu menjadi luka.
Kemudian pada hari-hari yang rindu itu,
Kau pun pernah berjanji untuk selalu menggamit aku pada tiap deru nafsmu.
Pernah juga kau berjanji untuk selalu menjadikan aku puncak rasa cinta yang tak ternilai angka-angka.
Berterimakasihlah “kita” pada kenangan.
Juga selembar hiperbola dengan goresan tanda tangan.
Pada akhirnya kemudian tak ada yang sia-sia; termasuk kita yang dulu pernah punya rasa.
Trenggalek, 10 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H