Mohon tunggu...
Ainul Hidayah
Ainul Hidayah Mohon Tunggu... Lainnya - . .

Berbaris rapi lah bersama diksi, niscaya engkau abadi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kutemui Bunda Lewat Bilik Surga

29 Oktober 2020   20:30 Diperbarui: 29 Oktober 2020   20:32 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nakita.grid.id


Puisi ini tercipta untuk mengenang kepergian bunda ke Surga 100 hari lalu . Semoga lewat bilik bilik Surga bunda bisa membaca._______________________________________________________________________________________________________________

Karya : Ainul Hidayah

Bunda. Hari ini aku menangis lirih tatkala mengunjungi rumahmu , Rupanya bunda hari ini tertidur pulas disana. Rumah bunda yang dengan aksen nisan putih dengan tertulis nama bunda sebagai penanda pemilik rumah.


Bundaku sudah beristirahat disana dengan pulas, mengambil seporsi jeda tatkala mendera perihnya rasa sakit yang amat menderanya.


Bunda.
Aku rindu.
Hari ini tepat serratus hari kepergian bunda ke surga. Tepat seratus hari pula bunda meninggalkan aku sendiri di alam fana.


Ingin aku membingkai beberapa kenangan manis bersamanya ,jua membingkai paras ayu nya . Ingin pula aku mengecup keningnya lewat selaksa bait do'a.


Ini aku ,putra kecilmu. Yang kerap kali kau marahi jika tahu basah kuyub tubuhku karena mandi dikali.
Ini aku, putra kecilmu. Yang sering kau suapi nasi tatkala akan berangkat mengaji. Yang kau ajarkan membaca hingga sekarang mampu mengeja bunda lewat aksara.


Suatu ketika kupandangi album biru usang . Kosong ..tanpa sosok bunda yang kusayang.
Suatu ketika aku mengantar rindu pada bunda , Lalu kutemukan siluet bunda tersenyum melalui bilik bilik surga.


Bunda , Walau kita hari ini kita tidak bisa memandang senja dilangit yang sama, tapi percayalah kelak kita akan pulang dalam pangkuan yang sama.

Trenggalek ,29 Oktober 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun