Walau ini hanya waktu yang biasa kita bilang dengan senja, aku mulai mencari piringan hitam berisikan lagu tanpa suara manusia. Hanya sebuah petikan-petikan gitar yang terkumpul menjadi sebuah melodi tenang yang menghantarkan jiwa menuju kedamaian. Secarik kertas bersama dengan segelas kopi hitam yang mengeluarkan asap dengan aroma yang menenangkan jiwa pun kupilih untuk menemani melodi ini.
Â
Dalam sunyi aku terdiam
Suara hati kian berteriak
Beribu tanya terukir dalam diam
Mulut membisu tertutup kerak
Â
Ku bertanya pada diri
Siapakah aku ini?
Di atas puncak sunyi ku berdiri
Ditemani angin yang berhembus sunyi