Mentari masih tertidur lelap namun aku masih terjaga hingga saat ini.
Entah apa yang dipikirkan oleh otakku ini.
Berpikir tetapi tetap kosong.
Air bening dalam cangkir yang kucampurkan dengan serbuk coklat gelap hampir mendekati warna hitam pun sudah seperti udara malam ini.
Dingin dan sepi...
Yaa... kini aku sadar...
Aku butuh istirahat dan memejamkan mata..
Kurebahkan badan dan kutarik kain panjang hingga menutupi seluruh badan agar tubuhku yang kurus dan tinggi ini merasa nyaman.
Dan kubiarkan secangkir kopi itu sebagai tanda bahwa aku sedang terdiam kosong saat malam.
Kututup mata secara perlahan.. Berharap aku bisa tidur dengan lelap..
***
"Biarkan Jemari menari mengikuti irama hati"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H