Mohon tunggu...
aku Sinten
aku Sinten Mohon Tunggu... -

Si pandir yang tak pernah mahir

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dan Akhirnya Belut pun Menampakkan Kebelutannya

18 November 2015   08:02 Diperbarui: 18 November 2015   08:57 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

lho, koq bisa...??

hehehe....

coba simak artikel ini: http://news.detik.com/berita/3073702/ini-penjelasan-novanto-soal-tuduhan-pencatutan-nama-presiden

coba perhatikan huruf per huruf, kata per kata, kalimat per kalimat yang keluar dengan hati-hati dg penuh kelicinan belut;

Coba lihat belut mulai menggeliat dan berkelit, berdesis kata "Itu guyonan orang yang antara pengusaha dan pengusaha. Mereka berusaha becanda. Yang tidak serius, tapi memang ingin melihat seberapa jauh namanya pengusaha, melihat bagaimana sifat orang ini apa bisa dipercaya. Ingin mengetahui lebih jauh."

Siapakah sesungguhnya dia??? belutkah atau pengusaha...??

dilanjut dengan desis lain "Tujuan saya, ini untuk kepentingan bangsa dan negara.  Saya mewakili rakyat dan saya harus jaga marwah kepentingan rakyat. Tentu saya harus hati-hati"

Untuk kepentingan bangsa dan negara bekutkah...?? ahhh..... Selamanya belut tidak akan bisa mewakili bangsa manusia, kecuali bangsa manusia telah bermetamorfosis menjadi sebangsa dengan belut. atau memangkah para wakil manusia semuanya itu telah berubah menjadi Gedung sarang belut...?? aku pun belum tahu.

Dan....... akhirnya "Saya nyatakan bahwa saya tidak pernah mencatut nama presiden dan wakil presiden......".

Benar adanya, belut tidak mencatut karena belut tidak pernah menjadi tukang catut.

Dari sananya, belut tetaplah belut!!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun