Mohon tunggu...
kompas ya kompas
kompas ya kompas Mohon Tunggu... -

penyuka naruto

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salahkah Aku Melarang Suamiku Berpoligami?

21 Februari 2013   04:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:57 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wajah yang nampak merah padam, mata yang memancarkan api, dan Ia tampak seolah-olah melihat setan, yang seakan tiba-tiba muncul, untuk membawanya.  Lalu Ia arahkan pandangannya padaku dan raut mukanya yang tiba-tiba berubah. Amarah yang kulihat tadi seketika berubah menjadi sebuah penderitaan serta tekanan yang amat luar biasa. Dan Ia berseru, “ini adalah akibat seorang perempuan yang ku biarkan masuk dalam beranda hatiku, yang kubiarkan membuka kotak hatiku, dan kujadikan Ia sebagai seorang raja yang membuat semua mata iri akan kemewahan yang telah ku berikan kepadanya. Ku jadikan Ia suami, ku berikan semua yang ada padaku untuknya. Ku letakan dikakinya cinta kasih. DASAR PENZINAH...!!” Ia berteriak sambil menangis.

Aku tak tau apa yang sedang terjadi pada sahabatku, yang sudah lama aku tak bertemu. Dia jazia zafila teman ku sejak aku masih kecil, zafila adalah anak yang pandai, dan Ia dari kalangan orang kaya. Zafila  memiliki semua yang menjadikan orang iri akan apa yang dimilikinya, termasuk dengan diriku. Tapi aku tak mengerti apa yang terjadi padanya, Ia begitu berbeda zafila yang kuat bagaikan bunga yang baru mekar, sekarang terlihat sangat lemah seperti bunga yang merindukan air. Dengan rasa takut aku mulai, mengawali percakapan dengannya. “sahabatku, apa yang sedang terjadi padamu..??”.

“DASAR PENZINAH”...!! Ia menjawab sambil berteriak dan menangis. Aku pun menyahutinya, ingin ku hibur dia dengan kemanisan dunia. Tapi aku tak tau harus bagaimana aku menyikapinya. Akhirnya aku hanya terdiam, melihat penderitaan yang perlahan-lahan memakan semua yang ada padanya. Aku mencoba sekali lagi bertanya kepadanya, “sahabatku, apa yang telah menghilangkan senyum diwajahmu...??. Ia menjawab dengan kesakitan yang begitu dalam, ku lihat amarah diwajahnya seperti api yang memakan kayu, panas, dan kering. Tapi seketika wajah merah padam itu berubah menjadi sebuah pesakitan yang amat dalam, pesakitan yang mebuatku seolah-olah ikut merasakan apa yang Ia rasakan. “suamiku berzina dengan perempuan yang tak layak, perempuan yang kubesarkan. perempuan  kuanggap sebagai keluarga. perempuan yang ku  jadikan ia sebagai bagian dalam anggota tubuhku. Perempuan  yang ku beri makan, ku penuhi akan semua yang Ia butuhkan tapi apa yang Ia berikan kepadaku Ia merampas satu-satunya harta yang paling berhaga dalam hidupku. Ia tidur barsama suamiku diranjangku, dirumahku. Ia bawakan api dalam hidup membakar  jantungku, sakit yang ku rasakan bagaikan semua kulit dalam tubuh ku terklupas”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun