Mohon tunggu...
Akso Diana
Akso Diana Mohon Tunggu... -

low profile high quality

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ayo Jangan Menunda Berbagi

5 Maret 2017   09:13 Diperbarui: 5 Maret 2017   10:42 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah suatu ketika melihat seorang kakek renta yang mengenakan baju kumal dengan membawa karung, setelah kita melewatinya tiba-tiba kita menyesal, "kenapa kita tidak memberikan beberapa rupiah atau makanan yang kita miliki..?" atau pernahkan kita menyesal karena terlambat memberikan bantuan pinjaman uang terhadap tetangga kita yang sangat membutuhkan, sampai-sampai keluarga tetangga kita malu dihina karena tidak mampu membayar kontrakan, dan sederet penyesalan lainnya gara gara kita menunda kebaikan.

kalau kita menyesal terlambat untuk berbagi masih lebih baik daripada tidak sama sekali ada penyesalan, karena didalam hati kita masih ada rasa kepedulian dan semoga menjadi bahan evaluasi kedeepan agar bersikap lebih siap dan sigap  untuk memberikan bantuan, oleh karenanya jangan menunda-nunda kebaikan sesuai hadits Nabi Muahmmad SAW yang menyatakan bahwa "Jika kamu memasuki waktu sore maka janganlah tunggu waktu pagi, dan jika kamu memasuki waktu pagi janganlah kamu tunggu waktu sore, dan gunakanlah kesehatanmu untuk masa sakitmu, dan kehidupannya untuk kematianmu.” (HR. Bukhari). 

Memiliki pecahan uang seribu rupiah yang kita anggap kurang berharga, bisa jadi menurut sebagian mereka sangat berharga dan ketika menerimanya sangat membahagiakan, maka jangan malu berbagi rupiah meskipun kecil. Memiliki sedikit ilmu tapi dibagikan kepada orang yang membutuhkan, itu lebih baik daripada punya segudang ilmu tapi tidak dibagi atau tidak diamalkan, mungkin diantara mereka pasti ada yang membutuhkan wawasan dan ketika menerimanya sangat membehagiakan. Maka bagilah ilmu walaupun sedikit, Jangan menunggu menjadi pengusaha kaya, menjadi guru besar, profesor, pejabat, menteri atau presiden untuk berbagi kebaikan dan kebahagiaan.  Sementara peluang berbagi kebaikan dan kebahagiaan terlihat jelas dihadapan..Karena berbagi harta tidak membuat kita miskin, berbagi ilmu tidak membuat kita bodoh dan berbagi bahagia tidak akan membuat kita menderita. Mudah2an dengan berbagi akan membuat kita semakin sukses, bahagia dan barokah. 

Selain itu, ketika kita berbagi kebaikan, sejatinya kita sedang  menambah timbangan amal kebaikan untuk akherat kita nanti, sesuai apa yang disampaikan Baginda Nabi Muhammad SAW "Apabila meninggal seseorang, tidak akan terputus kecuali tiga hal, yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang selalu mendoakannya"

Lantas masihkah kita mau menunda-nunda kebaikan..??? :)

Percakapan Obrolan Berakhir

Ketikkan pesan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun