Mohon tunggu...
Aksi Rembang
Aksi Rembang Mohon Tunggu... Dosen -

Akademi Komunitas Semen Indonesia Rembang

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Safari Edukasi Menyambut Ramadan

15 Mei 2018   17:24 Diperbarui: 15 Mei 2018   19:12 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rembang, 15 Mei 2018

Masuk bulan ramadhan banyak hal istimewa yang perlu kita renungkan untuk menindaklanjuti komitmen memajukan bangsa Indonesia kedepan. Ramadhan bagi sebagian bangsa Indonesia, utamanya umat Islam merupakan momentum luar biasa.

Seperti kita pahami, manusia memiliki dua kepribadian dasar yakni makluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial lewat pengamalan nilai-nilai Ramadhan diharapkan sebagai manusia bisa merasakan kehidupan para saudara-saudarinya. Belajar dari makna-makna nilai Ramadhan inilah, Akademi Komunitas Semen Indonesia dan STIE YPPI menggelar kegiatan bareng, berupa safari edukasi menyambut bulan Ramadhan pada selasa 15 Mei 2018.

Safari edukasi menyambut ramadhan kali pertama dilakukan dengan rangkaian kegiatan lumayan unik yaitu diawali Tahlil kebangsaan di makan Pahlawan Nasional Ibu RA. Kartini kemudian dilanjutkan seminar pendidikan vokasi dengan tema "Membangun Nilai-Nilai Pendidikan Vokasi Demi Memajukan Peradaban Bangsa". Sebagai nara sumber kali ini, Dr. Gatot Kustyadji dan Dr. Habib Bahari keduanya akademisi dari Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI).

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Alasan pengambilan acara perdana safari edukasi menyambut bulan Ramadhan berada di area pendopo RA. Kartini dengan tujuan agar kita semua mengetahui bahwa salah satu pencetus gagasan pendidikan vokasi yaitu Ibu RA. Kartini. Hal ini dibuktikan bahwa produk ukir dan batik kebanggaan bangsa Indonesia sampai dikenal oleh mancanegara utamanya kawasan benua Eropa tidak lepas dari kreatifitas RA. Kartini.

Bukti lain RA. Kartini layak disebut sebagai pencetus pendidikan vokasi, dia pernah menawarkan gagasan pendidikan cara memasak kepada pemerintah Belanda lewat Mr. Abendanon. Tawaran pendidikan memasak di tengarai sebagai tindaklanjut arahan dari pemerintah saat itu agar masyarakat melakukan praktek hidup hemat.

Menangkap arahan tersebut, Kartini mengatakan mustahil mampu dilaksanakan saat para istri tidak memiliki kompetensi untuk melanjutkan sebab terbatasnya skill atau kemampuan praktek. Sebab kejanggalan ini, RA. Kartini berkirim korespondensi kepada Mr. Abendanon yang isinya, agar masyarakat bisa melakukan hidup hemat, pemerintah Belanda harus menyediakan sekolah jurusan memasak untuk calon ibu rumah tangga.

Selain hal itu juga pemerintah Belanda agar bisa mendirikan sekolah guru, dengan tujuan agar wanita saat dewasa atau sesudah menikah bisa secara leluasa mengajari anak-anaknya menjadi pribadi pintar dan cerdas. Jika kedua hal ini bisa dilakukan, bukan sesutu yang mustahil kemiskinan dan kekurangan yang melanda hindia Belanda dengan mudah bisa teratasi.

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Berdasar pengalaman perjalanan kehidupan RA. Kartini dengan kemampuan-kemampuan istimenya, di harap kegiatan safari edukasi menyambut ramadhan dengan tema: Membangun Nilai-Nilai Pendidikan Vokasi Demi Memajukan Peradaban Bangsa bisa diejawantahkan membentuk pribadi unggul, terampil, dan mampu bersainga sebagaimana visi keberadaan AKSI Rembang dalam menyambut kebijakan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun