hujan gemericik membasahi lantai kosku,tanpa keramik hanya beralaskan plester semen yang tak rata,di dalam kamar berukuran 3x3 akupun mencoba mencari insiprasi tuk luapkan kejenuhan.sambil berselimut dingin akupun membuka laptopku,ditemani sebatang rokok dan secangkir kopi,akupun mulai menulis...jemariku mulai meraba berkolaborasi dengan inspirasi yang tak datang-datang mencari topik yang pas yang ingin aku angkat...terdiam sejenak sambil menyeruput kopi ala kos-kosan yang biasa diminum berlima,biasalah kata teman-teman minum kopi bareng-bareng sebagai simbol sosialisme,,celotehnya,,,tapi malam ini kuseruput kopi itu sendirian tanpa ada teman yang menemani,karena memang aku ingin sendiri berkreasi dengan pikiranku tuk dapatkan inspirasi buat menulis...ternyata susah,,10 menit sudah aku meluapkannya bermenit-menit pula akupun menghapusnya.hujanpun semakin deras dinginpun menyambutnnya dengan senyum,tidak seindah yang aku bayangkan ketika menyendiri di kamar.keluar aku mencoba berinteraksi dengan alam menggali dan menggali,,tapi tak bisa,ternyata belajar tanpa diawali dengan niat yang tulus hanya menghasilkan kata tanpa arti apa-apa,.tapi tak apalah yang terpenting aku bisa menghargai jerih pikiranku yag mencoba menghilangkan kejenuhan dimalam hari.jam 11 tepat hanya beberapa kata ini yang bisa aku tulis tanpa makna,,,mungkin itu tema yang pas..hilang sudah karena pikiran berkecamuk dengan yang lain..sebaris kata semuanya akan berawal..semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H