Mohon tunggu...
Diktator Perubahan
Diktator Perubahan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

berdiri dan berdiri berhrap semuanya bisa berlari tanpa takut,berharap kritis dan di kritik,semua untuk aku dan kamu

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

DPR, Dewan Perwakilan Rakyat atau Dewan Penipu Rakyat

18 Januari 2012   15:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:43 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lagi-lagi bikin heboh apakah memang cari sensasi atau ada niatan korupsi,itulah tingkah dan celoteh wakil rakyat kita,mulai urusan tempat berak yang harganya mencapai puluhan milliar rupiah sampai ke urusan kalender yang MM an,sensasi atau sengaja cari rejeki???DPR entah masih layak disebut Dewan perwakilan Rakyat atau yag lebih keren Dewan penipu rakyat entahlah mudah-mudahan mawas diri,tapi yang jelas mereka dipilih bukan untuk mengeyangkan perutnya sendiri atau memperenak dengan fasilitas mewah,tapi yang jelas mereka di beri mandat oleh rakyat untuk mensejahterakan rakyat melalui pemilu lalu.lantas buat apa DPR kalau kelakuannya tidak mencerminkan  kehendak rakyat,ataukah DPR sudah beranggapan bahwa mandat yang diberikan hanya untuk bermewah-mewah.hampir tiap hari gunjang-ganjing DPR selalu diributkan dan selalu menjadi deadline berita tampilan tak berpendidik selalu ditonjolkan,mulai dari kinerja nol,tidur,lihat video panas,intrupsi sana-sini ketika rapat,apa dampaknya terhadap rakyat??rakyat hanya disuguhi dagelan ala DPR,entah masih layakkah lembaga terhormat ini berdiri?kita tunggu..

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun