Universitas Jember kembali menyelenggarakan KKN tematik, yang tersebar di beberapa kota termasuk Bondowoso. KKN 343 UNEJ yang ditempatkan di desa Mangli Wetan, kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso yang terdiri 10 anggota yang diketuai oleh Muhamad Zachrie Adhyaksa. Daerah Mangli Wetan merupakan daerah yang sebagian besar lahannya ditanami oleh tebu. Hasil dari pertanian tebu di kirim ke pabrik gula (PTPN XI) Pradjekan untuk di olah menjadi gula. Walaupun desa mangli wetan merupakan salah satu desa penghasil tebu terbesar di Bondowoso, tidak ada satu warga pun yang mengolah sendiri tebu yang telah telah dihasilkan oleh desanya.
Pernyataan tersebut diperjelas menurut salah satu tokoh masyarakat yaitu ketua dusun kerajan 3 yang mentakan “Perkembangan ekonomi disini dimulai dari bisnis tebu. Sebelum itu daerah ini ditanami ketela pohon untuk dijadikan ketela pohon. Karena itu dahulu Desa Mangli Wetan ini dikenal sebagai penghasil tape khas Bondowoso. Baru pada tahun 2010-an beralih ditanami tebu dan terus berkembang dan banyak yang mencontoh.” 26/7/2022
Dan juga menurut ketua BPD desa yang sangat mendukung adanya inovasi genting dari ampas tebu ini adalah “Dengan kita menanam tebu dampak ekonominya kepada masyarakat yang 50% ekonominya masih kebawah sehingga terbantu dengan adanya tanaman tebu ini” 26/07/2022
Maraknya ampas tebu yang dihasilkan oleh pabrik gula Pradjekan yang tidak diolah kembali menjadikan penumpukan limbah, dan mengakibatkan pencemaran tanah dan udara saat limbah tersebut dibakar. Sehingga hal tersebut menjadi perhatian bagi mahasiswa KKN 343 yang melakukan KKN di Desa Mangli Wetan yang daerahnya banyak dikelilingi oleh tanaman tebu. Inovasi membuat genting dari ampas tebu merupkan suatu hal baru yang mungkin bisa dikembangkan dan menjadi branding desa Mangli Wetan.
Proses pengambilan ampas tebu di pabrik gula Prajekan (27/07/2022)
Mahasiswa KKN 343 Unej melakukan sebuah inovasi dari ampas tebu, yaitu menjadikan ampas tebu menjadi barang pakai yaitu genting. Genting merupakan salah satu jenis penutup atap rumah yang banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Genting ini dibuat dengan menggunakan ampas tebu sebagai bahan utama dan ditambah dengan bahan lain seperti pasir, semen, air, dan millan. Inovasi ini dilakukan untuk membantu masyarakat yang bekerja serabutan maupun yang belum mempunyai pekerjaan. Motivasi dalm pembuatan genting ampas tebu ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa mangli wetan dan juga, sebagai pondasi untuk mem-branding Desa Mangli Wetan sebagai desa pelopor produksi genting ampas tebu
Sosialisasi pembuatan genting dari limbah ampas tebu (21/08/2022)
Inovasi pembuatan genting dari ampas tebu ini sangat berguna bagi kelangsungan perekonomian warga desa mangli wetan. Genting dari ampas tebu merupakan suatu hal yang baru, dan cukup menarik untuk dicoba. Pembuatan genting dari ampas tebu sangat didukung oleh banyak tokoh masyarakat di desa mangli wetan, sehingga kedepannya dapat produk unggulan desa untuk mengangkat perekonomian desa dan mengurangi kesenjangan sosial bagi warga desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H