Aku memperhatikan dengan saksama. Gawai dengan merek RC yang dilengkapi layar berukuran 6.1 inci, 720x1560 pixels dengan tipe layar IPS LCD sama persis dengan milikku hanya beda casing di belakangnya.
Sebuah kalimat belum sempat keluar dia berkata, "Bapak, nemu ponsel ini, MA. Karena bukan hak kita, Bapak mau kembalikan sama pemiliknya."
"Nemu di mana, Pak? Coba, Pak. Mama mau lihat dahulu," Aku mendekat meraih ponsel itu.
Kondisinya masih bagus. Layar tak ada retak sama sekali. Tombol terkunci dan masih menyala, kemudian, tampak sebuah nomor atas nama aku menelepon.
"Mas, Mbak yang pegang ini tolong hp saya dikembalikan karena saya tidak sengaja menjatuhkannya di jalan."
Suamiku lekas menjawab, "Iya Mbak, ke sini saja kalau mau diambil."
Hendra, Suamiku segera menunjukkan alamat rumah kami kepada si pemilik ponsel. Aku membayangkan, pasti nanti, Suamiku akan mendapatkan uang sebagai ucapan terimakasihnya. Aku tersenyum menampilkan sederat gigi putih.
Kembali pada kenyataan, terdengar beberapa kalimat dari mulut Suami. "Orang itu jangan suka pemilikan barang orang, kalau selain Bapak yang Nemu ini Hp, mungkin sudah dibuang kartunya terus dijual ponselnya."
"Ya, Pak. Mama ngerti."
"Mama, masih ingat tidak pas Hp Bapak ketinggalan di warung. Padahal sudah dua jam baru Bapak ingat, pas ke sana masih ada, dan disimpan sama ibu penjual warungnya."
Aku bergeming. Suamiku menambahkan ucapannya, "Segala perbuatan yang kita lakukan di dunia ini akan kembali ke diri kita. Kalau kita menanam kebaikan, benihnya juga akan tumbuh kebaikan pula."