Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Love Story Of Dreaming Part 3

20 Juni 2022   19:54 Diperbarui: 20 Juni 2022   20:00 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya Allah, Keti lapar, Keti mau makan, Ya Allah."

Meskipun sudah berdoa ia tetap saja merasa lapar. 

"Kak Kira yuk cari Ibu." Keti terus membujuk Kakaknya agar mau mencari sang Ibu. 

Tiba-tiba ada suara ketukan pintu. Keti pikir itu Ibunya yang datang ternyata tetangga sebelah yang mengantarkan roti. Roti sebagai ganti makan siang.

Setelah jam satu lewat. Orang tua mereka belum juga kembali. Keti mengajak Kakaknya untuk pergi mencari Sang Ibu.

Siang itu suasana surya membungkus langit, mereka masih mengayuh sepeda phoenix di jalan raya. Hendak pergi ke pasar mencari Ibunya. Sebelum sampai di keramaian kota, mereka melewati perumahan asri di pemakaman yang belum ada pembatas dinding. Menembus pertigaan jalan sudirman di situ mereka belok ke arah utara dan berjalan lurus terus hingga sampai di perempatan lampu merah, baru menuju ke arah jarum jam tiga. 

Ketika melintas Keti sempat memperhatikan deretan bangunan berdiri kokoh di setapak jalan. Dari mulai sebuah altar, toko pakaian, sepatu, pernak-pernik hiasan dan toko kelontong. Tak sengaja ia membaca tulisan yang tertempel di etalase. 

"Pengamen/pengemis datang hari Jum'at," mengeja tetapi belum usai. 

Sepeda mereka hampir keserempet motor. Pengendaranya adalah seorang bapak dengan mengenakan jaket hitam, tanpa menggunakan helm. Badannya sedikit gemuk namun tubuhnya kekar. Untung mereka baik-baik saja, hanya mengenai setang mengakibatkan lebam di sikut tangan. Pengendara motor itu melintas jauh dari pandangan. 

Kakaknya mulai mengayuh sepedanya lagi. Keti melihat Ibunya memanggul dagangan di atas trotoar. Terseok-seok di setapak jalan di depan ruko pakaian.

"Kak Kira itu Ibu, Ibu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun