Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menuju Kurikulum Merdeka Belajar Bisa Atau

17 Februari 2022   03:16 Diperbarui: 17 Februari 2022   03:21 2296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kampus guru cikal

Menuju Kurikulum Merdeka Belajar, apakah bisa memerdekakan anak bangsa atau justru membingungkan para guru?

Mari kita lihat dulu dari keunggulan kurikulum merdeka belajar ini bagi para pelajar. Para pelajar tidak dipaksa untuk memilih masuk jurusan IPA, IPS, atau bahasa bagi siswa SMA. 

Yang artinya Para pelajar diberi kebebasan untuk memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Hal ini bisa mengembangkan bakat mereka karena sejatinya setiap siswa memiliki bakat masing-masing.

Sesuai dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengatakan Kurikulum Merdeka memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah, utamanya untuk mendalami dan bakatnya masing-masing.

Kurikulum Merdeka belajar dalam arti sekolah, guru-guru, dan muridnya, mempunyai kebebasan dalam berinovasi dan bertindak dalam proses belajar mengajar. Juga akan memudahkan proses belajar mengajar serta meningkatkan pemahaman untuk para pelajar. 

Namun, guru sangat dianjurkan untuk tidak bersikap monoton. Agar pelajaran tidak membosankan hanya di dalam kelas namun lebih nyaman di luar kelas. 

Ini akan membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem peringkat. 

Guru juga diharuskan dari Kurikulum Merdeka Belajar, bisa meningkatkan kompetensi, menunjukkan kebiasaan refleksi untuk pengembangan diri secara mandiri, dan berpartisipasi aktif dalam jejaring dan organisasi profesi untuk mengembangkan karier.

Dikutip dari beberapa sumber seperti Berita Tempo, yang terjadi di lapangan, Kurikulum Merdeka belajar ini justru membingungkan bagi para guru untuk memilih tiga kurikulum, Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat atau kurikulum Prototype yang akan diterapkan dalam Sekolah. 

Adapun Kurikulum ini membuat Keluarga kurang mampu akan kesulitan dalam soal biaya. Dari segi pemahaman untuk para pelajar yang terlambat Sekolah akan sulit beradaptasi ke kurikulum yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun