Ketika menjadi orang tak berakhlaq lebih dihargai dari pada orang baik. Orang baik biasanya tak sakit hati, kecuali saat lalai mengingat Tuhan. Maka beberapa orang merasa lelah berbuat baik, terlebih lagi ketika semua usaha kebaikan dan perbaikan dirinya tak dihargai.
Menyesuaikan diri sendiri pada keadaan adalah cara yang tepat, karena di kala pikiran sedang riuh, gampang emosi, Â berbuat baik pun terasa berat dilakukan. Bergeraklah semaunya, sesuai keperluan diri kita. Kita perlu menyendiri, perlu juga beramai-ramai. Kita perlu berbuat baik, tapi tak mungkin manusia bisa terus berbuat baik, pasti suatu saat akan terlena, semua hanya tentang kapan tiba waktunya.
Maka seperti apa yang aku katakan tadi, berbuatlah semaunya, sampai suatu saat kita akan menyadari akibat dari apa yang kita lakukan semaunya itu. Akan tetapi menahan diri atau menyesuaikan keadaan jauh lebih baik dari pilihan ini.
Masalahnya, orang-orang terkadang  mengaitkan itu dengan agama, maka jangan pedulikan. Mengapa? Karena hubungan manusia dengan Tuhan tiadalah satu pun orang tahu di dasar hatinya.
Sebelum semua orang merasa lelah, maka hargailah orang lain sebisa mungkin ... baik perbuatan baiknya atau buruknya. Meski baik dan buruknya kita sulit menilai, tetapi tugas kita bukan menilai, tapi menghargai.
S a b o d o 25 10 21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H