Mohon tunggu...
Fikri Arief
Fikri Arief Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Serba Instan di Abad XX

22 Desember 2010   08:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan perkembangan zaman, berkembang pula budaya yang serba instan. Ibarat dua sisi mata uang yang tidak akan terpisahkan. Semakin maju perkembangan zaman, maka semakin meluas pula budaya yang serba instan. Kita bisa melihat budaya instan dalam berbagai hal; mulai dari makanan, pekerjaan, profesi, pengkaderan, politik, dunia olahraga sepak bola, bahkan dalam dunia pendidikanpun terjadi proses serba instan.

Dari segi makanan, banyak makanan instan yang kita jumpaidi setiap toko maupun swalayan baik berupa kemasan, kaleng, siap saji, dsb. Dan hampir setiap orang mengkonsumsinya. Begitu pula dengan pekerjaan, hampir semua orang menyelesaikan pekerjaanya dengan jasa/ alat Bantu mesin; mesin cuci, rice coocker, bahkan saat ini orang-orang barat/ Eropa menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan rumah dengan bantuan robot yang diciptakannya dengan berbagai teknologi yang canggih, yaitu robot yang didesain sedemikian rupa hingga mirip seperti manusia sungguhan, sungguh serba instan di abad XX ini. Kemudian dalam hal politik terjadi banyak yang alih jalur ke ranah politik dari berbagai latar belakang; pengusaha, mubaligh, artis, dsb.Kemudian dunia olahraga sepak bola yang sering adanya naturalisasi pemain demi mewujudkan tim yang baik dan hebat dengan cara instant. Bahkan dalam hal pendidikanpun demikian, banyaknya pendidikan yang tidak terikat dengan waktu/ masa tertentu dan lembaga seperti; home schooling, paket A, B, C, dsb.

Dalam dunia akademik perkampusan pun demikian, banyak mahasiswa yang mengerjakan penugasan dari dosen dan demi mendapatkan nilai yang baik dengan cara instan, akhirnya dilakukan dengan cara yang tidak sportif seperti melakukan plagiat, copy paste, dsb.

Budaya Serba instan ini seperti panduan hidup di zaman modern saat ini, yang melakukan berbagai hal aktifitas kehidupan dengan serba cepat, gesit, dan mudah tanpa menghiraukan prosesnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun