Kegiatan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK ORMAWA) BELMAWA DIKTI merupakan suatu wadah mahasiswa dalam menyalurkan pengetahuan dan kegiatan positif kepada masyarakat. PPK ORMAWA HIMA Kimia Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) memiliki tema Pengembangan Desa Wirausaha dengan mengembangkan potensi limbah kulit dan biji nangka menjadi suatu produk yang bernilai jual.sehingga meningkatkan perekonomia Masyarakat Desa Kualu Nenas.
Pelaksanaan program pertama adalah pelatihan pembuatan PUPUK KOMPOS dari limbah kulit Nangka yang bersumber dari UMKM kripik Nangka yang telah berkembang sebelumnya di desa ini. Tim PPK ORMAWA bersama beberapa mitra ppk ormawa melakukan pembuatan pupuk yang memanfaatkan limbah kulit nangka yang awalnya hanya sebagai sampah dan dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Dengan pelaksanaan program pelatihan pupuk kompos maka limbah kulit Nangka tadi akan menjadi suatu barang/produk yang dapat bernilai jual yaitu pupuk kompos yang berbahan dasar limbah kulit nangka. Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk  dilakukan oleh tim PPK ORMAWA pada Rabu,  23 Agustus 2023, yang dihadiri oleh Kepala Desa Kualu Nenas, Kepala dusun 3 lengkok desa Kualu Nenas, RW dan RT dusun 3 lengkok, ibu-ibu PKK, UMKM Desa dan Karang taruna di Desa Kualu Nenas. Dengan dosen pendamping Hasmalina Nasution, M.si. kegiatan ini berlokasi di halaman posko PPK ORMAWA yang berlokasi di dusun 3 lengkok, Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.
Kegiatan pelatihan ini dilakukan sebagai wujud pelaksanaan kolaborasi antara perguruan tinggi dalam hal ini HIMAKI Program Studi Kimia dan Masyarakat Desa Kualu Nenas sebagai pelaku utama perekonomian desa dalam rangka transfer ilmu pengetahuan yang didapat di kampus, memberi arahan dan motivasi, pembelajaran dan praktek pembuatan pupuk kompos yang memanfaatkan limbah kulit nangka sebagai bahan utama pembuatan pupuk kompos. Kenapa kami memilih kulit nangka sebagai bahan utama dalam pembuatan pupuk kompos ini? Hal ini disebabkan karena limbah kulit nangka yang banyak terdapat di desa Kualu Nenas karena terkenalnya desa tersebut dengan produk UMKM keripik nangka, sehingga limbah kulit nangka masih belum optimal dimanfaatkan dan lebih banyak yang terbuang begitu saja. Nah dari sini lah kami mendapatkan ide untuk mengolah suatu sampah menjadi produk yang dapat digunakan dan bahkan dapat bernilai jual. Selain itu Kulit nangka bisa digunakan sebagai pupuk organik yang kaya akan nutrisi. Ia mengandung kalium, nitrogen, dan fosfor, yang dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Proses pengomposan atau penguraian kulit nangka sebelum digunakan sebagai pupuk dapat meningkatkan manfaatnya untuk tanah. Pupuk Kompos adalah bahan organik yang telah mengalami proses penguraian oleh mikroorganisma yang dapat memberikan nutrisi tambahanan pada tanaman. Lama waktu yang dibutuhkan pada proses pembuatannya 2 sampai 4 minggu dengan proses pembalikan setiap minggu-nya.
Kepala Desa Kualu Nenas bersama perangkat desa lainnya sangat memberikan dukungan, parisipasi dan kerjasama yang sangat besar dan baik pada pelaksanaan program ini dan mengharapkan agar program ini dapat berjalan secara berkelanjutan nantinya sebagai sarana peningkatan perekonomian Masyarakat Desa Kulau Nenas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H