Mohon tunggu...
akma mirajianti
akma mirajianti Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi saya membaca dan saya mempunyai ketertarikan dengan hiburan atau traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seminar Literasi Digital dalam Rangka Haul Al Maghfurlah KH. Ali Maksum ke-35 bersama Penulis Novel Hati Suhita

18 Desember 2023   10:10 Diperbarui: 18 Desember 2023   10:13 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/yayasan.ali.maksum

Dalam rangka memperingati Haul Al-Maghfurlah KH. Ali Maksum ke-35, Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum mengadakan berbagai rangkaian acara yang salah satunya adalah Seminar Literasi Digital yang dilaksanakan pada Ahad, 19 November 2023. Seminar ini dilaksanakan di Aula Asrama Madrasah Aliyah Putra yang dihadiri oleh ketua Yayasan Ali Maksum dan beberapa pengasuh lainnya serta santri dari berbagai pondok pesantren se-DIY. Pada kesempatan kali ini, Seminar Literasi Digital mengangkat tema "Antara Kreasi dan Haluan Ahlussunnah wal Jama'ah di Ruang Publik Digital" yang dimana dihadiri tiga orang pemateri, yaitu; 1) Bapak Abdullah Hamid, M.Pd (Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya dan penulis buku Literasi Digital Santri Milenial: Buku Pegangan Santri di Era Banjir Informasi), 2) Bapak Widyawan, S.T., M.Sc., Ph.D., (Guru MA Ali Maksum, Dosen Dept. T. Elektro dan T. Informasi UGM), dan 3) Ning Khilma Anis (Penulis Novel Hati Suhita).

Literasi adalah kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan literasi digital adalah kemampuan pengguna untuk memahami dan menggunakan media digital dengan bijak, cerdas dan cermat. Dalam seminar tersebut, Bapak Abdullah Hamid menyampaikan beberapa manfaat literasi digital seperti dapat mengedit atau merekonstruksi materi, menavigasi informasi, serta membantu menemukan informasi. 

Dalam menyampaikan materi, Ning Khilma lebih memberikan wawasan sekaligus mengajak para santri berkarya khususnya di bidang kepenulisan. Beliau berpendapat bahwa santri itu harus mengikuti perkembangan zaman tidak cukup dengan ngaji saja tetapi juga harus belajar di luar pesantren, seperti tentang penulisan dan lain-lain. Seiring berkembangnya zaman setidaknya ada empat hal yang harus dimiliki santri, yaitu; 1) Kreatif, 2) Inovatif, 3) Kolaboratif, dan 4) Adaptif.

"Santri itu harus menjadi sumur sinubo (sumur yang sering dikunjungi), atau sumber ilmu", ungkap Ning Khilma yang secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa santri diharapkan dapat melahirkan karya-karya yang kelak akan dinikmati dan menjadi inspirasi banyak orang.

Seminar berjalan dengan menyenangkan dan penuh dengan manfaat, lalu ditutup dengan sesi tanya jawab dan direspon oleh pemateri dengan sangat jelas dan memuaskan. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata serta berfoto bersama antara pengasuh dengan pemateri. Harapannya, kita yang berada di era digital mampu menggunakan teknologi dengan bijak serta tidak hanya melihat sesuatu dari cover saja tapi juga memahami isinya dengan menyesuaikan konteks yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun