Mohon tunggu...
Akmal Syah
Akmal Syah Mohon Tunggu... wiraswasta -

Belajar Memahami dan Mengerti....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dia Bunga Seseorang

7 Juni 2011   16:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:45 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Telah lama Dia Duduk Terpekur disitu ... Hingga dia tak merasakan perubahan apapun yg ada pada dirinya. Dia terus Duduk dan menunggu kapan Bunga Kuncup itu kan Mekar... Dia terus Bergumam seraya berkata ; "Kapan? Kapan kan kau buka dirimu dan melihatku tetap ada disini Menjagamu " Lama dan lama Dia terus bertahan disitu, hingga Suatu saat Dia alpha... Dia tak sadar dah lupa bahwa harusnya terus terjaga...hingga saatnya tiba sang Bunga membuka kelopaknya  seseorang lewat.. seseorang itu terpesona oleh keelokannya dan kemudianpun memetiknya ... Dia terkejut, tersentak dia terjaga .. saat itu tubuhnya makin lemah. Dia hanya mampu teriak lirih .."kenapa lagi? kenapa kau justru mekar tatkala ku tak terjaga?" Sang Bunga ditangan seseorang itu menjawab; '"aku harus gimana? aq tak lihat kau ada... apa yg harus kupercaya.. kubuka mata bukan kau yg ada saat ini" "ah..." Dia tetap Duduk, Dia tak mampu lagi berdiri Gagah saat itu.. Dia mencoba Jelaskan apapun, tunjukkan apapun tapi dia tak berdaya. hanya suara "ah" dan "kenapa" yang muncul dari mulutnya .. Lama dia diam dan kemudian dengan pasrah dia berkata "Kamu tak bisa melihatku..sedekat apapun kamu denganku. kamu asik menutup dirimu didepanku".. tertatih Dia coba berdiri tegar, dan sedikit keras Dia berkata ; "Tak pernah aq meninggalkanmu dan selama ini aq disini hanya ingin melihatmu terbuka dan memandangku dengan senyum cintamu" Lama sang Bunga terdiam, tak mengerti apa arti senyumnya saat itu .. dia hanya diam di genggamseseorang itu hingga akhirnya berkata; .. "maaf.. aq tak bisa lihat dirimu, aq merasa tak cukup aman bersama dirimu yang mulai lemah.. kau tak jaga aq, itu yang kurasa".. lancar kalimat itu keluar dari sang Bunga yang kemudian palingkan muka dan mulai gerah. Dia tergetar, Dia pegang dadanya yang terasa ngilu menahan "rasa" perih saat itu.. "Terima Kasih" hanya sepatah kata itu yg sanggup dikeluarkannya saat itu... Sang Bunga tertawa.. dibawa menjauh dan di kejauhan sana dia teriak sambil tertawa " hahaha Kau sungguh kasihan  juga ya" dan diapun menghilang .. jauh dan jauhhhh... Dia dengan rasa perih didadanya terduduk ditempatnya menunggu sekian lama ... dengan segenap rasa Dia coretkan tangannya di tanah torehkan "kata-kata hatinya" "Ah.... Cukup Lama ... Cukup Lama dan akhirnya Sia-sia ... Aq begitu dekat dengannya hingga wangi nya selalu terasa ternyata dia tak merasakannya... Ah... Cukup Lama... Biarlah sudah karena "Aku (memang) Bukanlah Siapa-siapa" Dia beranjak, berjalan, mencoba tegar tinggalkan tempat itu sambil berteriak keras ke langit yg mengharu biru; "Tuhan... Turunkan Hujan secepatnya Hapus segala Tulisan hatiku itu dengan Air Berkahmu Tapi satu hal kuminta... Jangan kau hilangkan Wangi Bunga ini hilang dari penciumanku... Tuhan... Jika ku tak dianggap tlah berusaha menjaganya Biar kau Jagalah dia..."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun