Hal ini cocok dilakukan terutama pada masa pandemi covid-19 ini ketika keluar rumah harus dibatasi. Menemani istri memasak dan menyiapkan menu berbuka menurut hemat penulis lebih bermanfaat daripada sekadar jalan-jalan, atau bermain di taman sembari menunggu waktu berbuka tiba.
Ngabuburit membersamai istri memasak ini sedikitnya ada dua manfaat yang dapat diambil. Pertama, kegiatan ini akan memberikan pendidikan pada anak-anak tentang arti pentingnya bekerja sama dalam berbagai pekerjaan rumah tangga.Â
Aktivitas ini juga akan ditangkap oleh anak-anak sebagai bentuk saling menyayangi pada orang tua mereka. Dengan demikian, perasaan anak-anak pun menjadi tenang dan nyaman melihat kedua orang tuanya bekerja saling membantu.Â
Kedua, menambah rasa cinta istri kepada suami yang telah bersedia mengurangi beban pekerjaannya. Sejatinya pekerjaan rumah tangga itu berat sehingga wajar jika istri merasa bahagia dan bertambah sayangnya. Istri mana yang tidak semakin sayang pada suami jika pekerjaannya dibantu?Â
Penulis yakin, dan mungkin semua pembaca juga bahwa tidak ada istri yang tidak akan bertambah sayangnya jika pekerjaannya dibantu suami. Para suami boleh coba deh sehari atau dua hari saja untuk meng-handle semua pekerjaan rumah mulai mengurus anak, memasak, mencuci piring, menyapu dan membereskan rumah yang berantakan setelah aksi anak-anak dan pekerjaan rumah lainnya.Â
Apa yang akan Anda rasakan? Pasti berat dan tak akan kuat! Jadi, bisa dibayangkan bagaimana perasaan istri jika sebagian pekerjaan rumah dikerjakan suami, terlebih saat puasa seperti sekarang ini. Oleh karean itu, ngabuburit pada Ramadan ini sangat pas diisi dengan membantu istri memasak dan menyiapkan menu berbuka.Â
Sepenggal Cerita
Sebenarnya menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga bagi saya sendiri bukanlah sesuatu yang asing, tidak pula tabu. Aktivitas mencuci pakaian, mencuci piring, memandikan anak-anak adalah hal-hal biasa kami kerjakan bersama. Bahkan, setiap pagi saya rutin membereskan rumah sementara istri menyiapkan sarapan.Â
Pada prinsipnya, kegiatan-kegiatan rumah ini tidak pernah kami dikotomi, ini tugas siapa, itu tugas siapa. Prinsipnya adalah bekerja sama saling membantu dan harus dikerjakan dengan ikhlas tanpa berat hati karena itulah bagian dari makna susah senang ditanggung bersama.Â
Pernah suatu hari saya ditanya oleh istri kenapa mau berbagi pekerjaan-pekerjaan rumah? Saya jawab saya masih ingat pesan tuan guru/kiyai yang menyampaikan nasihat perkawinan kita sebelas tahun yang lalu. Dalam pesannya, sang tuan guru menyampaikan sabda Baginda Nabi MuhammadÂ
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Sedangkan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku di antara kalian. (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)