Pertarungan memperebutkan kursi kekuasaan adalah hal biasa yang terjadi pada sistem demokratis, namun dalam prosesnya banyak terjadi adegan-adegan yang dianggap nyeleneh, lucu, unik bahkan kebablasan, seperti yang dipertontonkan pihak pendukung 01 akhir-akhir ini.
Berbagai ketakutan demi ketakutan terus diperlihatkan dengan tidak mementingkan lagi etika berpolitik yang santun, menggunakan kekuatan kekuasaan untuk menghabisi lawan politik, sebagai contoh, ketika cuitan oposisi yakni Ahmad Dhani yang dipermasalahkan hingga berujung jeruji besi, namun perlakuan yang tidak sama apabila cuitan sejenis berasal dari pendukung penguasa.
Belum lama kasus ini mencuat ke permukaan, muncul lagi tuduhan terhadap oposisi yang terbilang vokal, yakni Rocky Gerung, salah satu oposisi yang berhasil menyadarkan kaum-kaum milenial dan intelektual untuk terus memberikan kritik terhadap pemerintah, namun kali ini yang dipermasalahkan adalah mengenai frasa Kitab Suci.
Kasus ini bukanlah hal baru, Kitab suci yang disebut Rocky Gerung adalah Fiksi jika terpenuhi berbagai kondisi seperti yang dijelaskan pada saat pertama kali ia melontarkan kalimat tersebut, memang sangat sensitif saat itu dan tak ada yang mampu mematahkan logika Rocky Gerung, namun karena kubu Jokowi berhasil membungkam Ahmad Dhani, maka mereka yakin dapat membungkam kritikus yang satu ini, tapi mereka lupa bahwa semakin mereka menggunakan cara seperti ini, Â elektabilitas akan semakin menurun.
Belum selesai diperbincangkan netizen, muncul lagi video kiai sepuh Jawa Tengah KH. Maimun Zubair yang memanjatkan doa di samping Jokowi seraya mendoakan Prabowo, doa tersebut pun diaminkan oleh Jokowi dan para santri yang hadir, ada yang beranggapan Mbah Maimun salah sebut, banyak pula yang menganggap bahwa hal tersebut keluar dari bisikan hati mbah maimun, wallahu A'lam, namun yang lucu, setelah sadar doa yang dipanjatkan tidak sesuai, Gus Romi membisikkan sesuatu kepada Mbah Maimun yang membuat Mbah Maimun kemudian mengoreksi doa nya.
Ketakutan lainnya juga diperlihatkan oleh wali kota semarang yang mengatakan bahwa yang tidak dukung Jokowi jangan lewat jalan tol, hal ini dinilai sangat amatiran bagi sekelas wali kota, jualan jalan tol untuk menaikkan elektabilitas tidak lagi efektif, malah menjadi bahan ejekan oleh netizen, semua sudah tahu bahwa pembangunan era Jokowi banyak yang tidak sesuai, apalagi hampir seluruhnya hanya melanjutkan pembangunan di era sebelumnya, jadi tidak relevan jika digiring opini publik bahwa jalan tol milik Jokowi, apalagi dana yang digunakan untuk pembangunan berasal dari uang rakyat, sebagian besar adalah utang dan dana haji yang bukan peruntukannya.
Pertunjukan demi pertunjukan tak mendidik terus dipertontonkan oleh kubu pendukung Jokowi, sepertinya ada niat agar dapat mengubah persepsi masyarakat apalagi masyarakat kelas menengah ke bawah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H