Mohon tunggu...
Muhammad Akmal Latang
Muhammad Akmal Latang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Melihat hidup ini dari perspektif sendiri, bukan mata orang lain

Kebaikan dan niat baik jangan dilihat darimana sumbernya !

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Hadapi Pilpres 2019, Jurus Kubu Petahana Semakin Lemah

29 Desember 2018   12:48 Diperbarui: 29 Desember 2018   12:52 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres 2019-2014. Gambar: indopolitika.com

Mendekati akhir tahun 2018, tarik ulur serangan kedua kubu tim pemenangan masing masing capres makin terlihat, capres kali ini merupakan rematch (tanding ulang) antara Jokowi dan Prabowo, namun demikian kubu pendukung petahana menunjukkan teknik yang berbeda dari yang dilakukan pada tahun 2014.

Namun perbedaan teknik kampanye yang dilakukan oleh tim pendukung petahana malah menunjukkan adanya penurunan, akhir-akhir ini masyarakat disuguhkan dengan penyerangan karakter yang diperkuat oleh tim ini, seharusnya tim petahana tidak lagi susah payah merebut kepercayaan rakyat dengan cara menunjukkan keberhasilan yang telah dibangunnya selama 4 tahun memimpin.

Teknik yang digunakan tim petahana yakni dengan menumbangkan karakter pribadi lawan malah berbuah pahit bagi tim ini sendiri, terbukti laju elektabilitas yang diraihnya tidak pernah menunjukkan ada peningkatan yang signifikan, bahkan dari lembaga survei yang berada di pihaknya sendiri, walaupun data menunjukkan mereka masih unggul, namun sebagai penguasa, angka yang berkutat di 53,2% itu sangatlah kurang, apalagi angka ini semakin menunjukkan penurunan.

Rupanya teknik yang berhasil mengambil hati rakyat dengan pencitraan Jokowi di depan kamera yang sering dilakukan sebelum pilpres 2014 lalu ingin kembali dilakukan oleh tim ini, namun kali ini malah menjadi bahan olokan sebagian besar netizen, tim ini lupa bahwa segala adegan yang dilakukan berulang kali untuk pencitraan maka akan menimbulkan rasa bosan, malah teknik ini semakin meyakinkan pendukung Jokowi bahwa ternyata semua itu benar hanya rekayasa.

Terlihat beberapa kali tim Jokowi memainkan isu yang bersifat emosional, hal ini memperlihatkan bahwa mereka merasakan keresahan karena bingung menjelaskan hal yang menguatkan keberhasilan pemerintah selama 4 tahun memimpin dengan menggunakan data dan penjelasan yang rasional, terbukti semua pembangunan yang digaungkan oleh tim petahana ternyata kebanyakan bukan keberhasilan rezim ini.

Kemudian untuk memikat hati rakyat maka digencarlah pembangunan infrastruktur kiri kanan, namun menurut informasi yang beredar karena terlalu dipaksakan untuk diresmikan secepatnya oleh Jokowi maka kualitas infrastruktur menurun bahkan banyak yang mengalami kehancuran, dana yang digunakan pun ternyata membuat utang BUMN meningkat sehingga dialihkanlah sebagian dana sosial untuk menambal kekurangan ini, hal tersebut tentu saja membuat pandangan masyarakat semakin buruk kepada pemerintah.

Berbeda dengan teknik kampanye yang dilakukan pihak oposisi yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang tetap menunjukkan fakta dilapangan bahwa negara ini salah urus, harusnya sistem perekonomian sesuai dengan pasal 33 UUD 45 namun sistem yang digunakan yakni sistem liberal yang terbukti tidak cocok dengan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun