Mohon tunggu...
Muhammad Akmal Latang
Muhammad Akmal Latang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Melihat hidup ini dari perspektif sendiri, bukan mata orang lain

Kebaikan dan niat baik jangan dilihat darimana sumbernya !

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Gaya Bicara Jokowi Akibatkan Elektabilitas Menurun

10 Desember 2018   15:38 Diperbarui: 10 Desember 2018   15:46 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diagram menurun. Sumber: prfm.com

Menjelang Pilpres 2019 yang memperhadapkan kembali Jokowi dan Prabowo sama seperti pilpres 2014 sebelumnya, namun bedanya Jokowi yang tengah menjabat sebagai Presiden RI ini menjadi calon petahana, agaknya seru jika kita membahas elektabilitas Jokowi dari berbagai pengamatan.

Jokowi yang telah menahkodai Indonesia selama 4 tahun lebih, tentunya dapat dinilai dari prestasi yang telah dibangunnya selama menjabat, sebagai kandidat incumbent, sewajarnya ia menuai banyak pujian serta sosok ketokohannya yang makin kuat, namun apa yang terlihat saat ini di berbagai survei menunjukkan hal yang tidak sewajarnya.

Sebagai tokoh bangsa, Jokowi menuai banyak kritikan dari segi ketokohannya dimana ia tidak memperlihatkan dirinya sebagai sosok yang cerdas dan berwibawa, terlihat dari seluruh pidatonya, beberapa kalimat yang dilontarkan terkesan menyerang pihak lain yang memberikan kritik kepada dirinya, sebagai seorang pemimpin seharusnya dapat menerima kritikan dengan respon positif, ini tidak kunjung ditunjukkan oleh seorang Jokowi.

Gaya bicara yang terkesan dipaksakan agar terlihat cerdas malah terlihat aneh, Jokowi bukanlah seorang orator, bukan seorang pembicara, bahkan bahasa yang dilontarkan ke depan publik terkesan tidak baku, seharusnya Jokowi tidak memaksakan diri mengeluarkan diksi-diksi yang ia sendiri tidak mengerti.

Kritikan yang dilontarkan oleh kubu Prabowo Subianto tentu seputar kebijakan yang tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat secara utuh, namun tidak sedikit pula kalangan masyarakat terutama di media sosial kerap melakukan kritik terhadap cara berpidato Jokowi yang menurut mereka lucu dan tidak berwibawa, bagaimana tidak, setiap pidato selalu ada kertas di depannya dan cara bacanya pun terkadang ada kesalahan, apalagi jika berpidato dalam bahasa Inggris.

Kita semua paham bahwa setiap insan memiliki kekurangan serta pernah berbuat keliru, namun diksi yang seringkali diungkapkan Jokowi membuat ia terlihat kurang etis dan terasa asing bagi sebagian kalangan, "it's not really him", teringat di beberapa pidatonya sebagai calon presiden 2014 yang lalu, ia terlihat lebih komunikatif dan kritis, mungkin karena saat itu ia belum mengetahui rasanya duduk di kursi nomor satu negeri ini.

Memang memimpin suatu negara tak semudah membenahi satu provinsi, entah apakah ia memang tidak mampu atau karena adanya tekanan internal atau keduanya, tapi terlihat dukungan kepada beliau di pilpres yang lalu banyak didulang dari rasa simpati dari sosok yang terlihat merakyat, sangat sedikit yang mengatakan sesuai dengan visi dan misi.

Seperti yang diketahui bersama bahwa untuk menjadi pemimpin tidak hanya dibutuhkan gaya kepribadian yang merakyat, namun juga dibutuhkan keberanian, ketegasan, kejujuran, ilmu pengetahuan dari segala bidang yang mendunia agar bisa bersaing dengan bangsa lain, agar bisa berdiri di kaki sendiri tanpa adanya tekanan apapun dari bangsa lain, dan banyak yang memandang hal ini yang kurang dari sosok Jokowi.

Menurut survei yang dikeluarkan Median pada November 2018 lalu elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf mencapai 47,7%, bahkan survey yang kerap kali memihak petahana yakni LSI Denny JA per 27 November 2018 menempatkan Pasangan Capres urut 01 ini di angka 53,2% dimana angka ini turun dari bulan oktober yang mencapai 57,7%, angka ini dinilai sangat jauh dari yang seharusnya diraih oleh kandidat petahana Joko Widodo, yang harusnya sudah mencapai angka 60-70 persen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun