Aksi reuni PA 212 2 desember 2018 kemarin, berhasil membuat media membuka topengnya sendiri, bagaimana tidak kegiatan yang dihadiri lebih kurang puluhan juta orang itu hanya diliput oleh dua stasiun televisi, hal ini kembali menunjukkan sikap partisan media pertelevisian tanah air.
Sejak awal masa kampanye pilpres 2019, media sudah terlihat memihak pada salah satu calon, walaupun tidak secara terang terangan, yakni dengan meliput hal-hal positif terhadap salah satu calon saja, untuk calon lain malah kebanyakan yang ditampilkan adalah hasil pelintiran pidato sehingga terbangun narasi negatif, hal ini bertujuan untuk menaikkan elektabilitas satu pasangan dan secara langsung menurunkan elektabilitas pasangan lainnya.
Peran media tentu saja berperan penting dalam mempengaruhi pemikiran penonton/pendengar di seluruh tanah air, namun hal ini mulai terdegradasi oleh peran media sosial yang dihuni sebagian besar kalangan milenial.
Prabowo Subianto sebagai kandidat Pilpres kali ini secara terang terangan mengumumkan rasa kekecewaannya di depan para hadirin pada acara peringatan hari disabilitas internasional ke 26 kemarin, bahkan Prabowo menghimbau agar tidak lagi percaya apa yang diberitakan oleh media pertelevisian yang tidak sama-sekali meliput aksi warga 212 kemarin.
Keberpihakan media tentu saja merupakan pelanggaran terhadap kode etik jurnalistik seperti prinsip kebeerimbangan yang tetap harus dijaga, media harus memberitakan kejadian-kejadian besar sesuai apa yang terjadi, namun aksi 212 yang boleh dikatakan merupakan sejarah baru di Indonesia bahkan di seluruh dunia seakan tidak dilirik media pertelevisian, menurut pengamatan, hanya TvOne dan Inews yang menayangkan siaran langsung kegiatan tersebut.
Pidato Prabowo tersebut menunjukkan sikap kejujuran dan keberanian, beliau tidak takut media akan mem blow up pidatonya serta dipelintir sedemikian rupa, sebab ia sendiri menyampaikan bahwa kebanyakan surat kabar (koran) yang ia baca hanya menampilkan kebohongan belaka, artinya jauh dari realita walaupun sumbernya jelas, secara pribadi penulis telah menyadari sejak lama bahkan beberapa sumber, penulis melihat adanya ketidak percayaan rakyat terhadap media pertelevisian tanah air.
Namun demikian ada pula segelintir postingan yang membela media, dengan alasan panitia melarang media untuk meliput kegiatan tersebut, sungguh tidak masuk di akal, pasalnya massa yang menghadiri kegiatan tersebut sudah tak terbendung lagi bahkan melebihi ekspektasi para pengamat yang mengatakan hanya puluhan ribu orang, banyak massa yang tidak bisa memasuki kawasan monas karena kapasitas yang tidak memadai, mana mungkin panitia dapat melarang media ketika mereka hadir, dan pernyataan panitia pun tidak pernah melarang media untuk meliput kegiatan tersebut.
Kejadian ini kembali mengingatkan kita untuk berhati hati dalam mempercayai isu yang dilontarkan oleh media, berbagai oligarki media sedang gencar melakukan serangan kepada salah satu calon dan mem blow up citra calon lainnya.
Sebagai Informasi, dikutip dari eramuslim.com, berikut daftar tayangan televisi saat Reuni Akbar Mujahid 212 berlangsung:
- Â ANTV , Film India.
2. Trans TV, acara anak
3. Indosiar, sinetron
4. SCTV, sinetron
5. Trans7, selebrita
6. MNCTV, Ipin Upin
7. TV ONe, Reuni 212.
8. Jak TV, musik
9. TvRI, rumah rakyat
10. RCTI, Film Animasi
11. CTC, Spongebob
12. Kompas, Bisnis
13. Net TV, Bisnis
14. INews TV, Reuni 212
15. O Channel, Bisnis
16. Elshinta, Jalan2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H