Mohon tunggu...
Muhammad Akmal Latang
Muhammad Akmal Latang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Melihat hidup ini dari perspektif sendiri, bukan mata orang lain

Kebaikan dan niat baik jangan dilihat darimana sumbernya !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita Beragama, Kita Berbudaya

13 Desember 2022   02:05 Diperbarui: 13 Desember 2022   02:05 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di era modernisasi ini pembahasan tentang agama dan budaya seakan telah terkikis dengan bergantinya budaya asli Indonesia oleh susupan budaya dari luar negeri, hal ini dipicu dengan kemajuan iptek yang semakin meniadakan sekat antara ruang dan waktu yakni teknologi Informasi Internet.

Namun pembahasan terkait agama dan budaya tidak ada habisnya untuk diulas apalagi dengan menggunakan pendekatan empiris, kedua variabel diatas tentu saja tidak dapat dipisahkan dari tatanan masyarakat Indonesia, pasalnya Indonesia sebagai negara demokrasi yang merdeka tidak luput dari peran agama dan budaya dalam sejarahnya.

Agama sebagai kepercayaan terhadap eksistensi ketuhanan yang menuntun setiap individu dalam menjalani kehidupan sosialnya tentu sangat berpengaruh dalam kepribadian masing-masing individu yang turut disuguhkan dengan ritualnya masing-masing, berbeda dengan keseharian individu, secara sosial agama berpengaruh secara implementasi dalam membentuk karakter serta moralnya.

Budaya yang merupakan perilaku suatu kelompok yang secara terus menerus dilakukan dalam situasi yang sama serta diturunkan secara turun temurun kepada generasi penerus, tidak bisa dipungkiri adanya degradasi yang menyebabkan orisinalitasnya semakin berkurang dari waktu ke waktu.

Indonesia telah dikenal di mancanegara sebagai negara yang memiliki keragaman budaya terkaya, menurut Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) setidaknya ada 7.241 budaya non benda yang tercatat dari tahun 2009 hingga 2017, sebuah angka yang luar biasa jika dibanding negara lain di dunia.

Bahkan Indonesia tercatat sebagai negara dengan suku bangsa dan bahasa terbanyak di dunia dengan lebih dari 740 suku bangsa/etnis, serta 583 bahasa daerah dan dialek, walaupun bahasa nasional yang diakui dan disepakati adalah Bahasa Indonesia, sehingga sebagian besar rakyat Indonesia pada usia dewasa telah memahami dua bahasa yakni bahasa daerah dan bahasa Indonesia.

Dari segi agama secara garis besar Islam masih mendominasi kepercayaan di Indonesia dengan lebih dari 88% atau sekitar 216 juta jiwa sisanya Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu, hal ini pula yang membuat Indonesia menjadi negara muslim terbesar di dunia, sehingga perilaku kebanyakan orang indonesia sebagian besar mengikuti ajaran tata krama dalam Islam.

Tentu Saja dalam berbudaya tidak lepas dari ajaran kepercayaan diluar dari ritual individu, pengaruh agama terbilang sangat kuat terhadap budaya dan etika dalam bermasyarakat, bisa dilihat dari susupan bahasa arab yang menjadi transliterasi di Indonesia serta adanya strata sosial yang terbentuk dari totalitas beragama tiap warga negara.

Kebanyakan rakyat Indonesia masih memegang teguh hal yang disebut "sakral" yakni sebuah konsep yang berlaku secara sosiologi dalam agama, konsep ini sangat berpengaruh karena memiliki makna yang suci dengan kekuatan yang besar, hal ini yang senantiasa diajarkan kepada generasi muda dalam segala urusan kesehariannya.

Jadi Indonesia bisa dikatakan negara yang masih memelihara budaya dan agama walaupun kian hari kian menepis namun yang mesti di syukuri masih banyaknya lembaga dan kelompok sosial berusaha menyebarluaskan budaya asli Indonesia warisan leluhur.

Penulis merupakan seorang perantau yang berasal dari suku bugis, suatu suku yang berada di sulawesi selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun