Mohon tunggu...
Muhammad Akmal Latang
Muhammad Akmal Latang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Melihat hidup ini dari perspektif sendiri, bukan mata orang lain

Kebaikan dan niat baik jangan dilihat darimana sumbernya !

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Dugaan Adanya DPT Siluman

24 Oktober 2018   13:00 Diperbarui: 10 Desember 2018   07:23 70383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kertas suara Foto: suara merdeka.com

Adanya permintaan Kemendagri kepada KPU untuk menyisipkan data pemilih tambahan sebanyak 31 juta sekian sebagai tambahan pemilih di tahun 2019 yang akan datang menimbulkan kecurigaan adanya permainan penggelembungan suara pada pemilu mendatang.

Pasalnya data yang diserahkan oleh kemendagri ke KPU tersebut diserahkan setelah KPU menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 185 juta pemilih untuk pilpres tahun 2019 mendatang.

Kemendagri terkesan sangat memaksakan DPT tersebut karena sebelum penetapan DPT kemendagri telah menyerahkan Data Penduduk Pemilih Potensial Pemilu ke KPU sebanyak 196 juta namun setelah di telisik oleh KPU dan Parpol, hanya ditetapkan sebanyak 185 juta Pemilih karena masih ditemukan adanya DPT ganda sebanyak 25 juta.

Namun demikian KPU seakan bertindak tidak netral, pasalnya data sisipan dari Kemendagri sebanyak 31 juta tersebut belum boleh dibuka dengan alasan kerahasiaan karena adanya tekanan dari Kemendagri ke KPU yang meminta agar data tersebut tidak dibuka.

Kejanggalan seperti ini bukan yang pertama terjadi, tahun 2014 pun telah banyak ditemukan dan telah dilaporkan penggelembungan suara oleh Partai Politik.(Sumber)

Masyarakat mencurigai hal tersebut merupakan dugaan rencana pelanggaran pemilu yang sengaja dilakukan oleh pihak penguasa untuk mengamankan suara, karena menurut kabar angin beberapa survey menyatakan elektabilitas Jokowi yang kian mendekati hari pemilihan kian menurun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun