Mohon tunggu...
Muhammad Akmal Latang
Muhammad Akmal Latang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Melihat hidup ini dari perspektif sendiri, bukan mata orang lain

Kebaikan dan niat baik jangan dilihat darimana sumbernya !

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Stunting di Indonesia dan Aksi Nyata Gerindra

3 Agustus 2018   16:42 Diperbarui: 3 Agustus 2018   16:53 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis dengan ciri tinggi badan anak lebih rendah dari standar usianya. Stunting diakibatkan oleh rendahnya asupan gizi selama kehamilan ibu hingga 2 tahun (golden age /1000 hari pertama kelahiran) dan tingginya frekuensi sakit di awal mula kelahiran.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), pemerintah telah menargetkan jumlah stunting secara nasional akan menurun dari 35,6% (januari, 2018) menjadi 28% di tahun 2019. Tingginya angka stunting di Indonesia harus menjadi salah satu penanganan serius oleh pemerintah karena hal ini menjadi cerminan tolak ukur gizi buruk di Indonesia, setidaknya harus ada penanganan serius seperti program-program penyuluhan dan bantuan langsung kepada masyarakat khususnya balita.

Program yang saya maksudkan ternyata telah digalakkan oleh Partai Gerindra yang dinahkodai oleh Prabowo Subianto, program tersebut bernama Revolusi Putih, seperti yang dikutip dari akun facebook resmi Prabowo Subianto (26/10/2017) bahwa revolusi putih bertujuan untuk membangun karakter bangsa yang sehat dan kuat, salahsatu caranya adalah menjadikan susu sebagai konumsi rakyat Indonesia Setiap hari. Mungkin program ini jarang diliput media tv, akan tetapi banyak kerja nyata oleh Prabowo dan Partai Gerindra yang betul betul bisa diapresiasi, bukan karena pencitraan untuk menaikkan elektabilitas, tapi hanya ingin melihat rakyat nya hidup sejahtera.

Dr. Andi Nurlinda, SKM., M.Kes seorang Ahli Gizi di Sulawesi selatan mengatakan dalam sebuah status pada media sosialnya (2/8/2018) bahwa Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah anak cebol di Sulawesi Selatan. Sulsel memiliki angka stunting atau cebol sebesar 34.8%. Secara Nasional Indonesia memiliki 9 juta atau 37 % balita stunting sehingga WHO menetapkan Indonesia sebagai negara no 4 paling banyak angka stunting di dunia.

Batas toleransi stunting adalah 20%, sementara di Sulsel angkanya jauh di atas toleransi yakni 34.6%. Ini merupakan masalah serius karena stunting akan berdampak kepada kecerdasan, produktifitas, kesakitan, kepercayaan diri, kompetisi dunia kerja, harapan hidup, dan lain-lain.

Di Sulawesi Selatan, terdapat tujuh kabupaten/kota yang memiliki angka stunting cukup tinggi, dengan jumlah persentase lebih dari 40% yaitu Enrekang, Sinjai, Tana Toraja, Toraja Utara, Pangkep, Maros dan Bone.

Mengacu pada permasalahan stunting maka kami melakukan riset. Beberapa penelitian yang telah kami lakukan sangat bisa mengentaskan stunting dan cukup bagus menjadi program nasional. Antara lain mengubah pengetahuan sikap dan perilaku gizi ibu melalui konseling, karena penyuluhan biasa saja tidak
memberikan dampak yg signifikan. Memberikan makanan bergizi selama kehamilan dengan makanan berbasil lokal namun kaya gizi. Kami telah menemukan formula biskuit yang telah diujicobakan pada ibu hamil maupun balita. Hasilnya sungguh menggembirakan karena mampu mengubah status gizi ibu dari anemia menjadi tidak anemia atau normal, dari preeklampsia/hipertensi menjadi normal, menurunkan frekuensi sakit pada balita, memperbaiki pertumbuhan (berat badan/tinggi badan) dan perkembangan balita (motorik kasar dan halus, kecerdasan, sosial, bahasa, dll). Biskuit itu kami beri nama BisUngu AN. Kepanjangan dari bahan dasar dan penemu formulanya yakni biskuit ikan sidat ubi ungu Andi Nurlinda.

Terimakasih kepada Endah Shadewa karena saya terinspirasi meneliti dari bahan lokal Soppeng yang sering sdr posting di thn 2015. Masih ingat kala saya beli semua ikan sidat di penangkaran thn 2015? Alhamdulillah penelitian ini menelorkan puluhan sarjana kesehatan masyarakat dan magister kesehatan, juga telah dipresentasikan di beberapa simposium internasional. Demikian penuturan dari salahsatu bakal calon anggota legislatif DPR-RI dapil 2 Sulsel ini.

Dikutip dari nutrition Student Daily Life, Indonesia memang peringkat kedua jumlah stunting di ASEAN berikut datanya:

peringkat-stunting-asean-5b63de2d5a676f4a46121033.jpg
peringkat-stunting-asean-5b63de2d5a676f4a46121033.jpg
dilihat dari data diatas Indonesia hanya di salip oleh Papua New Guinea dalam angka Stunting di ASEAN, hingga artikel ini ditulis angka stunting di Indonesia telah menginjak angka 35,6% yaitu sekitar 7,8 Juta dari 23 Juta balita di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun