SEMARANG, 12 FEBRUARI 2021---Permasalahan sampah plastik di Kota Semarang masih menjadi masalah yang cukup krusial hingga hari ini. Hal ini dapat menimbulkan berbagai macam ancaman seperti bau yang tidak sedap, sumber genangan air dan masalah dari pembakaran sampah yang dapat berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan. Sampai pertengahan tahun 2020, produksi tahunan sampah di Kota Semarang mencapai angka 700 ton/hari yang berasal dari 16 kecamatan dan 177 kelurahan (sumber: halosemarang.id). Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono menuturkan bahwa angka ini menurun dibandingkan tahun 2019 yang dapat mencapai 1000-1200 ton/hari karena adanya Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) akibat pandemi yang sedang terjadi saat ini.
Salah satu visi dari Kota Semarang  menjadi Semarang bebas sampah plastik 2025 yang sempat disampaikan pada tahun 2019, Pemerintah Kota Semarang mendeklarasikan tagline "Semarang Wegah Nyampah"(sumber: jagaberita.com). Tagline ini mengajak masyarakat Kota Semarang turut serta mewujudkan Kota Semarang yang lebih ramah lingkungan dan mencegah penumpukan sampah plastik yang sulit terurai di kemudian hari.
Sebagai upaya dalam inovasi daur ulang sampah plastik dan kain yang tidak terpakai, mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata Tim 1 Tahun 2021 Universitas Diponegoro mendaur ulang botol-botol plastik dan handuk menjadi pot untuk tanaman dan mengubah sampah-sampah tersebut menjadi taman vertikal berisikan tanaman hias dan tumbuhan obat. Upaya daur ulang sampah domestik ini merupakan bentuk dukungan terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan poin 12 Responsible to Consumption and Production dengan harapan gerakan ini dapat mengurangi limbah plastik dari hasil produksi sehari-hari menjadi barang lain yang dapat digunakan kembali.
Program ini dapat terlaksana dengan adanya kerjasama antara mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata Tim 1 Tahun 2021 Universitas Diponegoro dengan UMKM di RT 02 RW 01 Kelurahan Tembalang untuk pengadaan tanaman hias dan tanaman obat. Botol bekas yang sudah didesain ulang menjadi pot daur ulang kemudian dirangkai menjadi taman vertikal untuk diinstalasi di sekitar area RT 02 RW 01 Kelurahan Tembalang, Semarang.
Manfaat dengan adanya taman vertikal yang diadakan oleh mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata Tim 1 Universitas Diponegoro dalam mendukung program Tujuan Pengembangan Berkelanjutan antara lain adalah :
- Mengurangi sampah plastik dan sampah kain dengan didaur ulang menjadi pot untuk tanaman.
- Menghemat penyiraman air karena air yang berada pada pot yang berada di atas akan mengalirkan air untuk pot yang berada di bawahnya.
- Solusi dari keterbatasan lahan untuk lahan hijau di lingkungan yang sempit.
Adanya kegiatan berikut dalam program Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro Tim 1 2021 ini diharapkan dapat mendukung visi pemerintah Kota Semarang menjadi kota bebas sampah plastik 2025, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan dengan begitu diharapkan pula dapat meningkatkan kesadaran pribadi dan masyarakat untuk dapat lebih bijak dalam pengolahan sampah khususnya sampah plastik.
Ditulis oleh : Galih Akmal Latif / Program Studi Ilmu Kelautan / Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro
DPL : Dr. Ir. Sutarno, M.S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H