Mohon tunggu...
Akmal Fauzi
Akmal Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW, BAPAS Kelas 1 Semarang Mengadakan Peringatan Maulid Nabi

11 Oktober 2024   22:05 Diperbarui: 11 Oktober 2024   22:25 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi kegiatan

Semarang, 18 September 2024 --- Setiap tahun seluruh umat muslim merayakan hari kelahiran kekasih Allah SWT yaitu Rasulullah SAW yang bertepatan pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Bapas Kelas 1 Semarang ikut merayakan Maulid Nabi Muhammad pada Rabu (18/09/2024) di aula kantor yang diikuti oleh semua pegawai Bapas Kelas 1 Semarang dan mahasiswa/I yang sedang melaksanakan magang dari UIN Walisongo dan UNNES. Rasulullah SAW lahir pada 12 Rabiul Awal tahun 570 M bertepatan saat kejadian penyerangan Ka'bah oleh Raja Abrahah dengan pasukan Gajahnya yang kemudian dikenal sebagai Tahun Gajah.

Kegiatan Maulid Nabi diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang dibawakan oleh mahasiswa UIN Walisongo Semarang kemudian dilanjut sambutan dari Kepala Bapas Kelas 1 Semarang. Beliau mengingatkan para pegawai untuk senantiasa memuliakan Rasulullah SAW dan menjadikannya suri tauladan serta memperbanyak shalawat. Pentingnya memperbanyak shalawat sebagai bentuk penghormatan dan cinta kepada Rasulullah SAW.

Tausiyah maulid Nabi ini dibawakan oleh Pengurus Yayasan Islam Syahidin Kerobokan, K.H. Puryanto, S.Ag. Beliau menyampaikan beberapa kisah Nabi Muhammad SAW sebagai pengingat bagi kami sebagai umatnya. Salah satunya kisah tentang kepemimpinan beliau yang selalu mendahulukan kepentingan umatnya daripada kepentingan pribadi.

"Rasulullah SAW ketika menjadi pemimpin selalu memikirkan keadaan umatnya terlebih dahulu dibanding dirinya sendiri dan selalu menjadi terdepan disaat perang. Contoh kepemimpinan beliau adalah disaat pembagian harta rampasan perang, beliau memerintah untuk umatnya mengambil dahulu kemudian beliau mengambil harta yang tersisa.", ucap Ustadz Puryanto.

Bentuk kepemimpinan seperti itu sudah sangat langka di zaman sekarang. Nabi Muhammad SAW benar-benar bentuk dari sebaik-baik akhlak manusia. Saking cinta, peduli, dan khawatirnya beliau kepada umatnya, beliau selalu bertanya kepada malaikat Jibril "bagaimana dengan umatku, apakah umatku akan selamat", bahkan di saat-saat terakhir hidup beliau, Rasulullah SAW selalu memikirkan keadaan umatnya setelah wafatnya nanti, hanya umatnya yang beliau khawatirkan daripada dirinya dan keluarganya sendiri.

Selamat proses sakaratul maut, Rasulullah SAW berkata kepada malaikat Izrail, "Izrail, rasanya sakit saat nyawa dicabut meski kamu sudah sangat pelan agar aku tidak merasa sakit. Karena itulah, aku akan menanggung semua rasa sakit ini untuk umatku agar mereka tidak merasa sakit.", ucap Rasulullah SAW.

Betapa mulianya beliau disaat nyawa sedang dicabut tetapi tetap memikirkan nasib umatnya dan rela menanggung rasa sakit demi umatnya. Sikap beliau inilah yang patut kita teladani dan kita praktekkan di kehidupan kita sebagai umatnya.

Selain menyampaikan kisah kepemimpinan beliau, ustadz Puryanto juga mengisahkan perjalanan hidup Rasulullah SAW., dari lahir hingga wafat serta kisah tentang seseorang yang buta dan selalu menghina Nabi tetapi selama ini dia selalu disuapi makan kurma oleh Rasulullah SAW tanpa mengetahui bahwa orang yang dia hina selalu menyuapinya dengan tulus. Setelah mendengar bahwa yang selama ini menyuapinya adalah Nabi Muhammad SAW dan mendengar kabar bahwa beliau sudah wafat, orang buat ini langsung meminta maaf dan bersyahadat.

Hikmah yang dapat diambil dari tausiyah di atas adalah penntingnya meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW., kesabaran dan kasih sayang dalam menghadapi perlakuan buruk, kerendahan hati dan tidak membalas keburukan, dan keteguhan iman dan dedikasi hingga akhir hayat. Hikmah-hikmah ini dapat menjadi panduan bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat. Perayaan Maulid Nabi bukan hanya ceremony, tetapi juga momen refleksi dan pembaruan komitmen untuk menerapkan nilai-nilai luhur yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun